Ketika Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke-79, kita diingatkan akan perjuangan panjang dan pengorbanan besar yang telah dilakukan oleh para pahlawan untuk meraih kemerdekaan ini.Â
Namun, seiring dengan perayaan tersebut, kita juga perlu merenungkan makna kemerdekaan yang lebih luas, terutama dalam konteks kehidupan kita sehari-hari.Â
Meski bangsa ini telah merdeka secara politik sejak tahun 1945, banyak di antara kita yang masih belum merasakan kemerdekaan dalam aspek lain, salah satunya adalah kemerdekaan finansial.
Kemerdekaan finansial adalah kemampuan untuk mengelola keuangan pribadi secara mandiri, tanpa bergantung pada utang atau bantuan dari pihak lain.Â
Ini berarti kita dapat memenuhi kebutuhan hidup, mengatasi situasi darurat, dan bahkan merencanakan masa depan tanpa harus khawatir tentang keuangan.Â
Namun, kenyataannya, banyak masyarakat Indonesia yang masih jauh dari kemerdekaan finansial.Â
Mereka bekerja keras, bahkan sering kali sampai melupakan kesehatan dan kebahagiaan pribadi, tetapi tetap saja keuangan mereka masih pas-pasan, atau bahkan lebih buruk, terjerat utang yang mencekik.
Konsumerisme: Musuh Kemerdekaan Finansial
Salah satu penyebab utama dari masalah ini adalah perilaku konsumtif yang begitu mendominasi masyarakat kita.Â
Konsumerisme yang tinggi telah menjadi salah satu kontribusi besar terhadap kemiskinan di Indonesia, meskipun tentu saja bukan satu-satunya faktor.Â
Konsumerisme ini tercermin dalam gaya hidup masyarakat yang lebih mementingkan penampilan dan status sosial daripada kestabilan finansial.Â