Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

79 Tahun Merdeka, Mengapa Masyarakat Masih Terjebak dalam Lingkaran Utang?

22 Agustus 2024   06:00 Diperbarui: 22 Agustus 2024   07:05 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi kemerdekaan finansial. sumber: freepik

Ketika Indonesia merayakan hari kemerdekaannya yang ke-79, kita diingatkan akan perjuangan panjang dan pengorbanan besar yang telah dilakukan oleh para pahlawan untuk meraih kemerdekaan ini. 

Namun, seiring dengan perayaan tersebut, kita juga perlu merenungkan makna kemerdekaan yang lebih luas, terutama dalam konteks kehidupan kita sehari-hari. 

Meski bangsa ini telah merdeka secara politik sejak tahun 1945, banyak di antara kita yang masih belum merasakan kemerdekaan dalam aspek lain, salah satunya adalah kemerdekaan finansial.

Kemerdekaan finansial adalah kemampuan untuk mengelola keuangan pribadi secara mandiri, tanpa bergantung pada utang atau bantuan dari pihak lain. 

Ini berarti kita dapat memenuhi kebutuhan hidup, mengatasi situasi darurat, dan bahkan merencanakan masa depan tanpa harus khawatir tentang keuangan. 

Namun, kenyataannya, banyak masyarakat Indonesia yang masih jauh dari kemerdekaan finansial. 

Mereka bekerja keras, bahkan sering kali sampai melupakan kesehatan dan kebahagiaan pribadi, tetapi tetap saja keuangan mereka masih pas-pasan, atau bahkan lebih buruk, terjerat utang yang mencekik.

Konsumerisme: Musuh Kemerdekaan Finansial

Salah satu penyebab utama dari masalah ini adalah perilaku konsumtif yang begitu mendominasi masyarakat kita. 

Konsumerisme yang tinggi telah menjadi salah satu kontribusi besar terhadap kemiskinan di Indonesia, meskipun tentu saja bukan satu-satunya faktor. 

Konsumerisme ini tercermin dalam gaya hidup masyarakat yang lebih mementingkan penampilan dan status sosial daripada kestabilan finansial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun