Burnout adalah kondisi psikologis yang ditandai dengan kelelahan emosional, depersonalisasi, dan penurunan prestasi kerja.Â
Karyawan yang mengalami burnout sering kali merasa kehabisan energi dan motivasi, yang berdampak pada kinerja mereka.Â
Dalam jangka panjang, burnout dapat mengakibatkan masalah kesehatan fisik dan mental yang serius, termasuk gangguan tidur, kecemasan, dan depresi.
Pengaruh Perubahan Geopolitik dan Geoekonomi
Perubahan kondisi geopolitik dan geoekonomi juga memainkan peran signifikan dalam meningkatkan tingkat stres pekerja kelas menengah.Â
Ketidakstabilan politik, perubahan kebijakan perdagangan internasional, dan fluktuasi pasar global dapat menciptakan ketidakpastian yang besar di lingkungan kerja.
Misalnya, ketegangan perdagangan antara negara-negara besar dapat memengaruhi rantai pasokan dan biaya bahan baku, yang pada gilirannya berdampak pada kinerja perusahaan.Â
Fluktuasi mata uang asing juga dapat memengaruhi profitabilitas perusahaan, terutama bagi mereka yang terlibat dalam perdagangan internasional.Â
Pekerja kelas menengah, yang sering kali terlibat dalam industri yang langsung dipengaruhi oleh kondisi ekonomi global, merasa dampak dari ketidakstabilan ini secara langsung.
Ketidakpastian ini dapat menyebabkan stres kronis di kalangan pekerja, karena mereka tidak hanya harus menghadapi tekanan dari tugas pekerjaan mereka, tetapi juga harus beradaptasi dengan perubahan yang sering kali di luar kendali mereka.Â
Pekerja yang merasa tidak aman tentang masa depan perusahaan tempat mereka bekerja dapat mengalami kecemasan dan kekhawatiran yang mendalam tentang stabilitas pekerjaan mereka.
Dampak Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker)
Perubahan kebijakan ketenagakerjaan, terutama melalui Undang-Undang Cipta Kerja (Ciptaker), juga berdampak besar pada tingkat stres di kalangan pekerja kelas menengah.Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!