Sebaliknya, ini tentang memahami bahwa kebahagiaan dan kualitas hidup tidak selalu berkaitan dengan kuantitas barang yang kita miliki.Â
Terlalu sering, kita terjebak dalam siklus konsumsi yang tidak ada habisnya, di mana kita selalu merasa perlu memiliki barang terbaru atau terbaik, hanya untuk mendapati bahwa kebahagiaan yang kita cari ternyata tidak bisa dibeli dengan uang.
Dalam konteks finansial, berpikir minimalis dapat membantu kita mengurangi pengeluaran yang tidak perlu, sehingga kita bisa lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting.Â
Misalnya, alih-alih membeli mobil baru setiap beberapa tahun, kita bisa mempertimbangkan untuk merawat mobil yang sudah kita miliki dengan baik, dan menggunakan uang yang kita hemat untuk investasi atau menabung untuk masa depan.
Berpikir minimalis juga mengajarkan kita untuk lebih menghargai pengalaman dan hubungan daripada barang-barang materi.Â
Daripada menghabiskan uang untuk barang-barang yang mungkin hanya memberikan kepuasan sementara, kita bisa menginvestasikan waktu dan uang kita untuk hal-hal yang memberikan kebahagiaan jangka panjang, seperti bepergian, belajar hal baru, atau membangun hubungan yang lebih erat dengan keluarga dan teman.
Dengan mengadopsi pola pikir minimalis, kita bisa keluar dari siklus konsumsi yang tidak sehat dan fokus pada apa yang benar-benar penting dalam hidup.Â
Ini bukan hanya membantu kita menghemat uang, tetapi juga membantu kita menemukan kebahagiaan dan kepuasan yang lebih dalam.
3. Membuat Budget atau Anggaran
Kebiasaan finansial ketiga yang harus dikuasai adalah membuat budget atau anggaran.Â
Banyak orang merasa bahwa membuat anggaran adalah pekerjaan yang membosankan atau bahkan menakutkan, tetapi kenyataannya, anggaran adalah alat yang sangat berguna dan penting dalam mengelola keuangan kita.