Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gula bisa lebih adiktif dibandingkan kokain.Â
Percobaan pada hewan menunjukkan bahwa tikus lebih memilih air yang mengandung gula daripada kokain, bahkan ketika mereka harus bekerja lebih keras untuk mendapatkannya.Â
Studi-studi ini menunjukkan bahwa gula memiliki potensi adiktif yang kuat, yang dapat menyebabkan perilaku makan kompulsif.
Namun, ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa istilah "kecanduan makanan" mungkin tidak sepenuhnya akurat.Â
Meskipun gula dan makanan manis dapat memicu pelepasan dopamin di otak, respons ini tidak sekuat respons terhadap obat-obatan adiktif seperti kokain atau heroin.Â
Selain itu, makanan manis tidak menyebabkan gejala penarikan yang parah seperti yang terjadi pada kecanduan obat.
Dampak Kesehatan dari Konsumsi Gula Berlebih
Konsumsi gula berlebih memiliki berbagai dampak negatif bagi kesehatan. Salah satu dampak yang paling jelas adalah peningkatan risiko obesitas.
Gula tambahan dalam makanan dan minuman kita menambah kalori tanpa memberikan nutrisi yang berarti.Â
Ini dapat menyebabkan peningkatan berat badan yang tidak sehat dan penumpukan lemak tubuh, terutama lemak visceral yang berbahaya di sekitar organ vital.
Selain obesitas, konsumsi gula berlebih juga terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung.Â
Gula tambahan dapat meningkatkan tekanan darah, peradangan, dan kadar lemak darah, yang semuanya merupakan faktor risiko penyakit jantung.Â