Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Mengapa Formula Budgeting 50/30/20 Tak Selalu Tepat untuk Semua Orang

3 Agustus 2024   06:00 Diperbarui: 6 Agustus 2024   06:09 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pertanyaannya, apakah Rp 1 juta cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup empat orang (kepala keluarga, istri, dan dua anak)? Dan apakah masuk akal mengalokasikan Rp 600 ribu untuk keinginan seperti membeli baju atau jalan-jalan, sementara cicilan utang harus dibayar Rp 400 ribu per bulan?

Sebaliknya, bayangkan seorang profesional muda dengan pendapatan Rp 20 juta per bulan tanpa tanggungan keluarga. 

Menurut formula yang sama, ia harus menghabiskan Rp 10 juta untuk kebutuhan dasar dan hanya menabung Rp 4 juta. 

Apakah masuk akal bagi seseorang dengan pendapatan tinggi seperti ini hanya menabung 20% dari pendapatannya?

Mengapa Formula Ini Kurang Relevan?

Dari dua skenario ini, kita bisa melihat bahwa formula budgeting 50/30/20 tidak cocok untuk orang dengan pendapatan terlalu rendah atau terlalu tinggi. 

Bahkan, bagi mereka yang berpendapatan rata-rata, formula ini belum tentu relevan jika mereka memiliki keluarga besar atau kebutuhan khusus lainnya.

Menurut data, rata-rata gaji buruh, karyawan, dan pegawai di Indonesia pada tahun 2023 adalah sekitar Rp 3,2 juta per bulan. Di sisi lain, pengeluaran per kapita di 10 kota besar di Indonesia berkisar antara Rp 3 hingga Rp 4,5 juta per bulan. 

Dengan kata lain, banyak orang yang pengeluarannya sudah melebihi pendapatannya, membuat arus kas mereka negatif. Jadi, mengapa formula 50/30/20 masih diajarkan di mana-mana?

Kebutuhan Akan Solusi yang Lebih Realistis

Kenyataannya, tidak ada satu jawaban yang cocok untuk semua orang. 

Setiap individu atau keluarga memiliki kondisi keuangan yang unik. 

Sebaiknya, kita mulai dengan membangun kebiasaan menyisihkan minimal 10% dari pendapatan untuk diinvestasikan, terlepas dari berapa besar pendapatan kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun