Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Dari Jakarta hingga Berlin: Mengapa Harga Rumah Terus Melonjak dan Apa Solusinya?

27 Juli 2024   06:00 Diperbarui: 27 Juli 2024   06:13 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Contohnya, pada kuartal III tahun 2023, rata-rata harga rumah tapak di Jabodetabek mencapai 2,5 miliar rupiah per unit. 

Dengan persentase uang muka sekitar 15%, calon pembeli harus menyiapkan sekitar 375 juta rupiah hanya untuk uang muka. 

Angka ini menunjukkan betapa beratnya beban yang harus ditanggung oleh pembeli rumah di Indonesia, terutama bagi mereka yang baru memulai karier atau belum memiliki tabungan yang cukup.

Kondisi ini menyoroti masalah kesenjangan yang ada dalam akses perumahan. 

Di DKI Jakarta, misalnya, lebih dari 50% penduduk tinggal di rumah kontrak. Sementara di daerah pedesaan, hampir 85% keluarga memiliki rumah sendiri. 

Ini menunjukkan bahwa ketimpangan dalam akses perumahan sangat mencolok antara daerah perkotaan dan pedesaan.

Menyewa vs. Membeli: Alternatif dan Tantangan

Pertanyaan penting yang sering muncul adalah apakah lebih baik menyewa daripada membeli rumah. Di Jerman, menyewa adalah pilihan yang sangat populer. 

Hal ini disebabkan oleh perlindungan hukum yang kuat bagi penyewa, termasuk batasan terhadap kenaikan sewa dan hak-hak lain yang mendukung penyewa. 

Selain itu, meskipun biaya sewa juga meningkat, banyak orang Jerman merasa lebih aman dan fleksibel dengan menyewa.

Namun, biaya sewa yang terus meningkat juga menjadi masalah, terutama di kota-kota besar yang menghadapi kekurangan ruang untuk pembangunan baru. 

Birokrasi dan regulasi yang ketat sering kali menjadi penghambat bagi pengembang untuk membangun perumahan baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun