Ketika lapar, otak berada dalam kondisi mencari kepuasan cepat dan lebih rentan terhadap godaan impulsif.Â
Sebuah studi yang dilakukan oleh University of Minnesota menemukan bahwa orang yang berbelanja dalam keadaan lapar lebih mungkin membeli barang-barang yang tidak mereka butuhkan, karena rasa lapar memicu respon emosional yang kuat.
Pilihan Makanan Berkalori Tinggi
Ketika lapar, jenis makanan yang dipilih pun cenderung berbeda. Biasanya, makanan yang dibeli adalah yang berkalori tinggi, mengandung gula, atau lemak.Â
Hal ini karena tubuh secara alami mencari sumber energi cepat untuk mengatasi rasa lapar. Makanan berkalori tinggi memberikan energi instan, meskipun seringkali tidak sehat dan dapat menyebabkan penyesalan setelahnya.Â
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal JAMA Internal Medicine menemukan bahwa orang yang berbelanja dalam keadaan lapar lebih cenderung membeli makanan tinggi kalori dan junk food, dibandingkan dengan mereka yang berbelanja setelah makan.
Psikologi di Balik Pembelian Impulsif Saat Lapar
Psikologi memainkan peran besar dalam keputusan berbelanja kita.Â
Ketika lapar, tubuh kita berada dalam keadaan stres yang lebih tinggi.Â
Hormon kortisol, yang dilepaskan saat kita lapar, dapat meningkatkan perasaan cemas dan mendorong perilaku mencari kepuasan segera.Â
Inilah sebabnya mengapa kita lebih rentan terhadap pembelian impulsif saat lapar. Otak kita secara alami ingin mengurangi rasa tidak nyaman ini secepat mungkin, dan berbelanja bisa menjadi salah satu cara untuk mencapainya.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Berbelanja
Selain rasa lapar, ada beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi keputusan berbelanja kita:
Emosi:Â
Perasaan seperti kebahagiaan, kesedihan, atau kemarahan dapat mempengaruhi cara kita berbelanja.Â