Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Berbelanja dalam Keadaan Lapar, Mengapa Bisa Berujung Boros?

23 Juli 2024   06:00 Diperbarui: 23 Juli 2024   19:11 642
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ILUSTRASI berbelanja. | Image by Freepik

Berbelanja adalah aktivitas rutin yang dilakukan hampir semua orang, baik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari maupun untuk kepuasan pribadi. 

Namun, ada satu faktor penting yang sering kali diabaikan ketika berbelanja: kondisi perut. 

Berbelanja dalam keadaan perut lapar ternyata bisa membuat seseorang membeli lebih banyak barang, termasuk barang yang tidak diperlukan. 

Fenomena ini memengaruhi bukan hanya pilihan makanan, tetapi juga berbagai barang lain yang sebenarnya tidak berkaitan dengan rasa lapar. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Mari kita telusuri lebih lanjut.

Pengaruh Lapar pada Keputusan Berbelanja

Ketika kita lapar, tubuh mengirimkan sinyal ke otak untuk mencari makanan sebagai sumber energi. Sinyal ini begitu kuat sehingga dapat mempengaruhi kemampuan kita dalam membuat keputusan, termasuk saat berbelanja. 

Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, orang yang berbelanja dalam keadaan lapar cenderung membeli lebih banyak barang dibandingkan mereka yang berbelanja dengan perut kenyang. 

Hal ini disebabkan oleh peningkatan hormon ghrelin, yang tidak hanya merangsang nafsu makan tetapi juga meningkatkan impulsifitas dan ketertarikan terhadap berbagai jenis barang.

Membeli Barang Tak Terkait Rasa Lapar

Yang menarik, barang yang dibeli dalam keadaan lapar tidak selalu makanan. 

Misalnya, seseorang yang sedang lapar mungkin lebih tergoda untuk membeli pakaian, gadget, atau barang lain yang sebenarnya tidak ada hubungannya dengan kebutuhan perut. 

Fenomena ini disebut dengan istilah "Hunger-Induced Impulse Buying". 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun