Utang konsumtif yang diakumulasi akibat pembelian impulsif dapat menjadi beban finansial yang berat dan sulit untuk dibayar.
Selain itu, impulsif buying juga dapat mengakibatkan kerugian finansial karena barang-barang yang dibeli seringkali tidak terpakai atau tidak dibutuhkan.Â
Barang yang hanya menjadi pajangan atau terlupakan di sudut rumah hanya akan menjadi sumber penyesalan di kemudian hari.
Cara Mengatasi Impulsif Buying
Mengatasi perilaku impulsif buying bukanlah hal yang mudah, namun bukan berarti tidak mungkin. Ada beberapa langkah yang bisa kita ambil untuk mengendalikan keinginan belanja yang impulsif.
Pertama-tama, penting untuk membuat perencanaan keuangan yang konkret. Buatlah anggaran belanja bulanan yang mencakup semua kebutuhan dan keinginan kita, dan patuhi rencana tersebut dengan disiplin.Â
Pisahkan uang untuk kebutuhan pokok, tabungan, serta dana darurat agar kita memiliki panduan yang jelas tentang seberapa banyak yang bisa kita belanjakan setiap bulannya.
Selanjutnya, milikilah visi finansial jangka panjang yang jelas. Tentukan tujuan keuangan yang ingin kita capai dalam jangka waktu tertentu, seperti memiliki rumah sendiri, pensiun dengan nyaman, atau liburan impian.Â
Dengan memiliki visi yang jelas, kita akan lebih termotivasi untuk mengendalikan pengeluaran kita dan fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam mencapai tujuan tersebut.
Selain itu, selalu pertanyakan diri sendiri sebelum melakukan pembelian. Tanyakan apakah barang atau jasa yang ingin kita beli benar-benar dibutuhkan, atau hanya sekadar keinginan sesaat.Â
Berikan diri waktu untuk memikirkan kembali keputusan tersebut, dan jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan.
Terakhir, gunakan trik menunda sebagai strategi untuk mengendalikan keinginan belanja yang impulsif. Jika merasa tergoda untuk membeli sesuatu, beri diri waktu untuk berpikir kembali dan tunda pembelian tersebut.Â