Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kelas Menengah di Indonesia: antara Tuntutan Hidup dan Jebakan Ekonomi

6 Maret 2024   18:00 Diperbarui: 6 Maret 2024   18:02 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi pekerja kelas menengah. sumber: freepik

Indonesia, dengan keberagaman sosial-ekonomi yang mencolok, memiliki segmen penduduk yang seringkali dilupakan dalam berbagai kebijakan dan program pemerintah. 

Kelas menengah, yang berada di antara golongan kaya dan miskin, seringkali menghadapi tantangan unik dan merasa terpinggirkan dalam perkembangan ekonomi nasional. 

Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih mendalam mengenai kondisi kelas menengah di Indonesia, hambatan yang mereka hadapi, serta solusi yang dapat diambil untuk meningkatkan kesejahteraan mereka.

Profil Kelas Menengah

Sebelum memahami lebih lanjut permasalahan yang dihadapi oleh kelas menengah, mari kita lihat lebih dekat siapa sebenarnya mereka. 

Kelas menengah dapat didefinisikan sebagai kelompok masyarakat yang memiliki pendapatan di atas rata-rata, namun tidak cukup tinggi untuk mencapai taraf hidup yang diimpikan. 

Mereka memiliki akses yang lebih baik terhadap pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang pekerjaan dibandingkan dengan golongan miskin, tetapi masih menghadapi keterbatasan finansial yang signifikan.

Tantangan Produktivitas dan Middle Income Trap

Salah satu permasalahan utama yang dihadapi oleh kelas menengah adalah rendahnya tingkat produktivitas. 

Produktivitas rendah menjadi penghambat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan risiko terperangkap dalam middle income trap. 

Fenomena ini terjadi ketika sebuah negara berhasil mencapai tingkat pendapatan menengah tetapi mengalami kesulitan untuk maju ke tingkat pendapatan yang lebih tinggi.

Indonesia, setelah mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan, saat ini berada dalam ancaman middle income trap. 

Tingkat pertumbuhan ekonomi yang masih di bawah target membuat sulit bagi kelas menengah untuk meraih peningkatan pendapatan yang signifikan. 

Faktor ini dapat mengakibatkan stagnasi ekonomi, terutama di kalangan menengah, yang menghadapi kesulitan untuk mencapai standar hidup yang lebih baik.

Kendala Pendidikan

Pendidikan memainkan peran kunci dalam menentukan mobilitas sosial dan ekonomi suatu individu. 

Bagi kelas menengah di Indonesia, biaya pendidikan yang terus meningkat menjadi hambatan utama. 

Meskipun mereka tidak masuk dalam kategori penerima bantuan penuh dari pemerintah, namun biaya kuliah yang tinggi menjadi beban yang berat.

Beberapa keluarga menengah terpaksa berutang untuk membiayai pendidikan anak-anak mereka, menghadapi risiko terjebak dalam jerat utang yang bisa berlangsung selama bertahun-tahun. 

Dengan keterbatasan dana pribadi dan minimnya dukungan pemerintah, banyak di antara mereka yang terpaksa membatalkan atau menunda impian untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Kesenjangan Regional

Kesenjangan ekonomi antardaerah di Indonesia merupakan permasalahan serius yang berdampak besar pada kaum menengah. 

Beberapa daerah masih berada di bawah kategori lower middle income, dengan pendapatan per kapita yang jauh di bawah rata-rata nasional. Hal ini menciptakan ketidaksetaraan dalam distribusi sumber daya dan peluang ekonomi.

Kelas menengah di daerah-daerah tersebut menghadapi kesulitan ganda. 

Mereka tidak hanya harus berjuang dengan biaya hidup yang tinggi dan keterbatasan lapangan pekerjaan, tetapi juga bersaing dengan mereka yang berasal dari daerah dengan tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. 

Dengan demikian, kesenjangan regional menjadi faktor penting yang perlu diatasi untuk meningkatkan kondisi kelas menengah di Indonesia.

Tuntutan Sosial dan Gaya Hidup

Tuntutan sosial dan tekanan untuk mengejar gaya hidup yang seringkali di luar jangkauan keuangan menjadi dilema tersendiri bagi kelas menengah. 

Dalam masyarakat yang sering kali mengukur kesuksesan dan status sosial berdasarkan materi, banyak di antara mereka yang terjerumus dalam jeratan utang untuk memenuhi ekspektasi sosial ini.

Pertanyaan mendasar yang muncul adalah sejauh mana keinginan untuk mengejar gaya hidup yang lebih baik menghambat kemajuan finansial. 

Banyak kelas menengah yang terjebak dalam lingkaran hutang karena ingin mempertahankan citra sosial yang diharapkan, bahkan ketika itu berarti mengorbankan stabilitas keuangan pribadi.

Mencari Solusi: Pendidikan, Pemberdayaan Ekonomi, dan Kebijakan Inklusif

Untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh kelas menengah, perlu adanya pendekatan terintegrasi yang melibatkan berbagai aspek kehidupan mereka. Beberapa solusi yang dapat diusulkan antara lain:

1. Pendidikan yang Terjangkau dan Berkualitas:

  • Mendorong pemerintah untuk menyusun kebijakan pendidikan yang mendukung keluarga menengah dengan menyediakan beasiswa atau skema pembiayaan yang terjangkau.
  • Membuat program pendidikan vokasional yang mengarah langsung ke pasar kerja, memberikan alternatif bagi mereka yang tidak mampu atau tidak tertarik melanjutkan pendidikan tinggi.

2. Pemberdayaan Ekonomi Lokal:

  • Mendorong pembangunan ekonomi di daerah-daerah dengan pendapatan rendah untuk mengurangi kesenjangan antardaerah.
  • Memberikan pelatihan dan dukungan finansial kepada pelaku usaha kecil dan menengah di daerah agar dapat bersaing secara lebih efektif.

3. Reformasi Kebijakan Fiskal:

  • Meninjau kembali sistem pajak untuk memberikan insentif kepada keluarga menengah, seperti keringanan pajak untuk pendidikan anak atau pemilikan rumah.
  • Mengkaji ulang regulasi kredit yang lebih bersahabat bagi mereka yang ingin memperoleh pembiayaan untuk pendidikan atau usaha kecil.

4. Peningkatan Kesadaran Finansial:

  • Memberikan pendidikan finansial kepada masyarakat agar mereka dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana dalam pengelolaan keuangan pribadi dan menghindari jerat utang yang berlebihan.

Kesimpulan

Keberadaan kelas menengah di Indonesia memperkuat struktur sosial-ekonomi negara, namun mereka seringkali dilupakan dalam berbagai kebijakan pembangunan. 

Dengan menghadapi tantangan produktivitas, kesenjangan regional, biaya pendidikan yang tinggi, dan tekanan sosial untuk mengejar gaya hidup yang mahal, kelas menengah di Indonesia terjebak dalam dilema yang kompleks.

Diperlukan pendekatan yang komprehensif dari pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil untuk mengatasi tantangan ini. 

Melalui pendidikan yang terjangkau, pemberdayaan ekonomi lokal, reformasi kebijakan fiskal, dan peningkatan kesadaran finansial, kita dapat membantu kelas menengah meraih kesejahteraan yang lebih baik dan mencegah mereka terjebak dalam middle-income trap.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun