Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tren Pamer Harta di Media Sosial: Membedah Motivasi di Balik Pembelian Barang Branded

24 Januari 2024   06:00 Diperbarui: 28 Januari 2024   17:29 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sosial media, sebagai cermin budaya dan tren masyarakat, terus mencitrakan konten pamer harta sebagai magnet penarik perhatian pengguna. 

Fenomena ini tidak hanya terjadi saat ini, melainkan sudah berlangsung sejak sepuluh tahun lalu dan kemungkinan akan terus eksis di masa depan. 

Pamer harta di media sosial, entah itu melalui foto barang-barang mahal, perjalanan mewah, atau gaya hidup glamor, terus menjadi tren yang menarik perhatian banyak orang.

Pada dasarnya, tren ini memunculkan dua kubu yang berbeda pendapat. 

Pertama, ada kubu yang membenci konten pamer harta dan menggunakan platform tersebut untuk menghujat dan mencela. 

Di sisi lain, ada kubu yang terinspirasi oleh konten tersebut dan merasa perlu ikut-ikutan untuk menjaga gengsi atau citra diri di media sosial. 

Meskipun terkesan kontroversial, fenomena ini merupakan bagian tak terpisahkan dari dinamika media sosial.

Meskipun seringkali Orang Kaya Baru (OKB) mendapat kritik karena dianggap kurang memiliki selera dan terlihat seperti orang yang memaksa diri untuk tampil mahal, penulis ingin menggali lebih dalam mengenai alasan di balik membeli barang mahal.

Memahami Motivasi di Balik Pembelian Barang Mahal

Banyak alasan yang mendasari keputusan seseorang untuk membeli barang mahal. 

Salah satu motivasi utama adalah keinginan untuk mengejar pengalaman mewah atau luxury experience. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun