Meskipun fenomena ini sering dihujat, penulis berusaha untuk tidak menghakimi OKB secara langsung.Â
Sebaliknya, ia ingin memberikan pemahaman yang lebih mendalam mengenai alasan di balik pembelian barang mahal.Â
Salah satu poin yang dia tekankan adalah perlunya melihat fenomena ini sebagai kesempatan untuk meningkatkan pemahaman akan nilai dan karakter diri sendiri.
Dalam perjalanannya, penulis menemukan bahwa membeli barang mahal juga dapat memberikan kepuasan tersendiri.Â
Pengalaman memiliki barang mahal dapat memberikan pengetahuan lebih mendalam mengenai kualitas dan craftsmanship dari brand tersebut.Â
Banyak barang mewah, seperti jam tangan Rolex atau tas Hermes, memiliki detail dan kualitas tinggi yang mungkin tidak terlihat pada barang-barang sehari-hari.
Fenomena Undervalued dan Overvalued: Brand vs. Kualitas
Dalam dunia barang mewah, terdapat perdebatan mengenai brand dan kualitas.Â
Beberapa orang lebih fokus pada brand dan prestise yang terkait dengannya, sementara yang lain lebih menitikberatkan pada kualitas dan craftsmanship dari produk tersebut.Â
Contohnya, ada brand-brand mahal yang memang memiliki kualitas yang luar biasa, seperti Rolex dengan jam tangannya yang tahan lama dan teruji waktu.
Namun, di sisi lain, ada juga brand yang mungkin overvalued dan lebih terfokus pada citra dan branding daripada kualitas sebenarnya.Â
Oleh karena itu, penting bagi seseorang untuk melakukan riset dan menggali informasi lebih dalam sebelum memutuskan untuk membeli barang mahal.Â