Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Serat Sintesis dan Mikroplastik: Dampak Kelam dari Revolusi Fast Fashion

2 November 2023   18:00 Diperbarui: 2 November 2023   18:02 250
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal ini menghasilkan masalah serius dalam pengelolaan limbah dan berdampak besar pada lingkungan. 

Pada tahun 2015, industri fashion sendiri masuk dalam lima sektor paling berpolusi di dunia. 

Produksi serat sintetis, yang banyak digunakan dalam industri fashion, menghabiskan sekitar 98 juta ton minyak, setara dengan emisi rumah kaca sebesar 1,2 miliar ton CO2. 

Ini melebihi gabungan emisi dari industri penerbangan dan pelayaran.

ilustrasi sampah plastik. sumber: freepik
ilustrasi sampah plastik. sumber: freepik

Ketergantungan pada Plastik

Salah satu permasalahan krusial dalam industri fast fashion adalah ketergantungan pada plastik. 

Ini dimulai sejak tahun 1940-an dengan munculnya bahan sintetis seperti nilon dan poliester. 

Seiring berjalannya waktu, plastik terus digunakan dalam produksi pakaian, termasuk bahan-bahan seperti serat akrilik.

 Sekitar 60% dari bahan pakaian kita saat ini terbuat dari plastik, terutama polyester.

Dampak Buruk dari Penggunaan Polyester

Meskipun pakaian berbahan polyester sering dianggap lebih nyaman untuk dikenakan, ada dampak negatif yang perlu diperhatikan. 

Pada tahun 2015, produksi polyester untuk pakaian menghasilkan sekitar 282 miliar ton CO2, tiga kali lipat lebih tinggi daripada produksi kapas. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun