Hal ini menghasilkan masalah serius dalam pengelolaan limbah dan berdampak besar pada lingkungan.Â
Pada tahun 2015, industri fashion sendiri masuk dalam lima sektor paling berpolusi di dunia.Â
Produksi serat sintetis, yang banyak digunakan dalam industri fashion, menghabiskan sekitar 98 juta ton minyak, setara dengan emisi rumah kaca sebesar 1,2 miliar ton CO2.Â
Ini melebihi gabungan emisi dari industri penerbangan dan pelayaran.
Ketergantungan pada Plastik
Salah satu permasalahan krusial dalam industri fast fashion adalah ketergantungan pada plastik.Â
Ini dimulai sejak tahun 1940-an dengan munculnya bahan sintetis seperti nilon dan poliester.Â
Seiring berjalannya waktu, plastik terus digunakan dalam produksi pakaian, termasuk bahan-bahan seperti serat akrilik.
 Sekitar 60% dari bahan pakaian kita saat ini terbuat dari plastik, terutama polyester.
Dampak Buruk dari Penggunaan Polyester
Meskipun pakaian berbahan polyester sering dianggap lebih nyaman untuk dikenakan, ada dampak negatif yang perlu diperhatikan.Â
Pada tahun 2015, produksi polyester untuk pakaian menghasilkan sekitar 282 miliar ton CO2, tiga kali lipat lebih tinggi daripada produksi kapas.Â