Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fast Fashion vs Slow Fashion Mewujudkan Perubahan Menyelamatkan Bumi

1 November 2023   18:00 Diperbarui: 3 November 2023   10:47 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat itu, limbah pewarna batik merah yang dibuang tanpa pertimbangan telah mencemari air sungai dan lingkungan sekitarnya.

Selain polusi air, fast fashion juga berdampak pada emisi gas rumah kaca. Industri fashion bertanggung jawab atas emisi gas rumah kaca sebesar 1,2 miliar ton, melebihi emisi dari sektor penerbangan internasional dan kapal maritim. 

Perlu diingat bahwa dampak ini tidak hanya terjadi selama produksi pakaian, tetapi juga sepanjang siklus hidupnya, termasuk pemakaian dan pembuangan.

Untuk membuat satu kaos saja, diperlukan sekitar 2.720 liter air, setara dengan konsumsi air minum manusia selama tiga tahun. 

Proses pembuatan kain katun yang banyak digunakan dalam produksi fashion juga mencemari lingkungan melalui penggunaan bahan kimia berbahaya.

Dampak Sosial

Fast fashion juga mempengaruhi masyarakat, terutama pekerja di sektor ini. 

Meskipun peningkatan produksi membuka lebih banyak lapangan kerja, banyak pekerja sering kali dibayar dengan upah yang tidak layak, bahkan ketika mereka harus bekerja lembur. 

Ini menciptakan ketidaksetaraan dan masalah sosial dalam masyarakat, dengan pekerja di belakang layar yang sering kali tidak mendapatkan manfaat dari pertumbuhan industri fashion.

Dampak Setelah Penggunaan

Tidak hanya pada tahap produksi dan konsumsi, fast fashion juga memiliki dampak ketika masa pakai pakaian habis. 

Setelah tidak digunakan, banyak pakaian berakhir di tempat pembuangan akhir, di mana mereka akan mengendap selama bertahun-tahun. 

Alasan utamanya adalah bahwa 90% kain yang digunakan dalam fast fashion adalah kain yang sulit terurai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun