Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Sarjana Ekonomi Universitas Negeri Malang, suka menulis tentang ekonomi dan puisi, pegiat literasi keuangan

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Kacang Kedelai dan Tempe: Rahasia Kesehatan dan Budaya Kuliner Indonesia

30 Oktober 2023   18:00 Diperbarui: 2 November 2023   21:03 197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tempe. sumber: pixabay

Indonesia, dengan keberagaman budaya, tradisi, dan geografinya yang unik, memiliki kekayaan kuliner yang luar biasa. 

Setiap pulau di negeri ini memiliki makanan khasnya sendiri, mencerminkan keanekaragaman etnis dan sejarah panjang yang menjadi bagian integral dari budaya Indonesia. 

Makanan seperti Gado-Gado, Sate, Siomay, Ketoprak, hingga hidangan sederhana seperti nasi dengan tempe dan kecap telah menjadi bagian tak terpisahkan dari hidangan sehari-hari masyarakat Indonesia. 

Dari semua hidangan tersebut, tempe telah meraih ketenaran global dan dikenal sebagai makanan "ajaib" karena manfaat gizinya yang luar biasa.

Tempe: Makanan Ajaib dari Kacang Kedelai

Tempe adalah produk fermentasi yang terbuat dari kacang kedelai, dan ia memiliki kandungan nutrisi yang sangat tinggi. 

Bahkan, tempe disebut-sebut memiliki jumlah protein yang setara dengan daging sapi. 

Keajaiban tempe tidak hanya terletak pada kandungan nutrisinya, tetapi juga dalam proses produksinya. 

Tempe membutuhkan sepuluh kali lebih sedikit lahan dan tiga kali lebih sedikit energi dibandingkan dengan produksi daging sapi. 

Dengan demikian, tempe menjadi alternatif yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam memenuhi kebutuhan protein.

Salah satu aspek menarik dari tempe adalah fleksibilitasnya dalam hal penyajian. 

Anda dapat menikmatinya dengan berbagai cara, mulai dari dimakan mentah dengan kecap manis hingga menjadi bahan dasar hidangan yang lebih kompleks. Keunikan ini membuat tempe menjadi favorit banyak orang.

ilustrasi kedelai hitam. sumber: freepik
ilustrasi kedelai hitam. sumber: freepik

Mengapa Kacang Kedelai Penting?

Kacang kedelai adalah bahan dasar dari tempe, dan sebenarnya, kacang kedelai memiliki beragam penggunaan di luar dapur. 

Selain menjadi bahan makanan, kacang kedelai juga digunakan dalam pembuatan berbagai produk seperti biodegradable plastic, lem kayu, tekstil, dan lilin. 

Bahkan ampas hasil produksi tempe bisa dimanfaatkan sebagai bahan bakar untuk kompor.

Inilah yang membuat kacang kedelai menjadi sumber daya alam yang sangat berharga.

Indonesia dikenal memiliki dua jenis kacang kedelai utama: kacang kedelai kuning dan kacang kedelai hitam. 

Varietas kacang kedelai hitam, yang juga dikenal dengan nama Malika, memiliki cita rasa yang lebih gurih dan sering digunakan dalam pembuatan kecap, salah satu bumbu penting dalam masakan Indonesia.

Sejarah Panjang Kacang Kedelai di Indonesia

Kacang kedelai telah menjadi bagian dari masakan Indonesia sejak abad ke-12 atau ke-13. 

Referensi tentang kedelai bahkan ditemukan dalam kisah Sri Tanjung dalam bahasa Jawa kuno. 

Meskipun memiliki sejarah panjang, sebagian besar kacang kedelai yang digunakan di Indonesia adalah hasil impor. 

Pada tahun 2019, diperkirakan permintaan masyarakat Indonesia untuk kacang kedelai mencapai 3,7 juta ton per tahun, sementara produksi lokal hanya mampu memenuhi 40% dari total permintaan. 

Ini menunjukkan sejauh mana Indonesia bergantung pada impor bahan makanan, seperti beras dari Thailand, jagung dari India, gula tebu dari Thailand dan Australia, yang semuanya menjadi bagian penting dari masakan Indonesia.

ilustrasi pertanian kedelai. sumber: freepik
ilustrasi pertanian kedelai. sumber: freepik

Tantangan Pertanian di Indonesia

Produksi pertanian di Indonesia menghadapi sejumlah tantangan serius. 

Tiga faktor utama yang mempengaruhi produktivitas pertanian adalah lahan, regenerasi petani, dan penggunaan teknologi pertanian yang ketinggalan zaman.

Pertama, lahan pertanian semakin menyempit karena konversi lahan menjadi area industri dan pembangunan properti. 

Hal ini menyebabkan berkurangnya lahan pertanian dan produktivitas hasil panen. 

Area pertanian yang semakin terkikis oleh pembangunan infrastruktur membawa implikasi serius bagi ketahanan pangan Indonesia.

Kedua, para petani menghadapi masalah serius dalam hal regenerasi. 

Anak muda yang memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi cenderung tidak tertarik untuk menjadi petani, karena pekerjaan pertanian dianggap kotor dan kurang menguntungkan. 

Alasan lain adalah bahwa anak muda lebih suka pekerjaan dengan hasil yang lebih cepat, seperti bekerja di pabrik atau sektor jasa. 

Peningkatan jumlah anak muda yang meninggalkan pertanian berarti bahwa populasi petani yang lebih tua memiliki beban yang lebih besar dalam menjaga produktivitas pertanian.

Ketiga, penggunaan teknologi dan metode pertanian yang ketinggalan zaman menjadi salah satu tantangan utama. 

Beberapa contoh termasuk sistem irigasi yang tidak efektif, penggunaan bahan kimia yang berlebihan, dan kurangnya akses petani terhadap teknologi modern. 

Penggunaan bahan kimia yang tidak terkendali dapat merusak kualitas tanah dan air, mengurangi kesuburan tanah, dan mempengaruhi kesehatan petani. 

Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk memperkenalkan teknologi pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan.

Pengaruh Perubahan Iklim

Indonesia adalah negara yang sangat rentan terhadap perubahan iklim, dan perubahan cuaca ekstrem dapat berdampak serius pada sektor pertanian. 

Pergeseran musim hujan dan kemarau yang tidak teratur dapat mengganggu jadwal penanaman dan panen, serta menyebabkan banjir dan kekeringan. Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi kualitas tanah dan tanaman.

Salah satu kasus yang sering terjadi adalah banjir akibat hujan berlebihan. Banjir dapat merusak tanaman, membanjiri lahan pertanian, dan mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi para petani. 

Di sisi lain, kekeringan yang panjang dapat mengurangi produktivitas tanaman dan mengganggu ketahanan pangan. Oleh karena itu, perubahan iklim adalah faktor yang perlu diperhitungkan dalam perencanaan pertanian di Indonesia.

Upaya Pemerintah dan Peran Masyarakat

Pemerintah telah mencoba berbagai upaya untuk membantu petani meningkatkan produktivitas mereka dan mengatasi tantangan pertanian. 

Ini termasuk memberikan insentif dalam bentuk bantuan benih unggul, memberikan pinjaman kepada petani untuk mengembangkan lahan mereka agar makin produktif, melakukan penyuluhan terhadap anak muda mengenai potensi pertanian, dan melakukan pembangunan infrastruktur di daerah pedesaan.

Dalam beberapa tahun terakhir, pemerintah juga telah mendorong petani untuk mengadopsi praktik pertanian yang lebih berkelanjutan. 

Hal ini mencakup penggunaan sistem irigasi yang lebih efisien, pengurangan penggunaan pestisida dan pupuk kimia, serta promosi teknik pertanian organik. 

Namun, sementara upaya ini memiliki dampak positif, masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk mencapai ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia.

Masyarakat Indonesia juga memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung pertanian. 

Dengan cara mendukung produk-produk pertanian lokal, seperti beras, tahu, tempe, dan produk pertanian lainnya, kita dapat membantu para petani dan mempromosikan keberlanjutan pertanian. 

Hal ini juga akan memperkuat kemandirian pangan Indonesia dan mengurangi ketergantungan pada impor. 

Dukungan kepada para petani bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga tugas bersama masyarakat.

Selain itu, generasi muda Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi dalam mengatasi tantangan pertanian. 

Dengan inovasi dan teknologi yang canggih, anak muda dapat membantu petani meningkatkan produktivitas mereka. 

Terdapat peluang besar dalam mengembangkan aplikasi pertanian, sistem irigasi cerdas, dan solusi pertanian berbasis teknologi untuk mengatasi masalah pertanian.

Kesimpulan: Makanan, Kecukupan Pangan, dan Solidaritas

Kekayaan kuliner Indonesia adalah aset berharga yang perlu dijaga. 

Tempe dan kacang kedelai adalah contoh nyata dari bagaimana sumber daya alam yang melimpah di Indonesia dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan menghasilkan produk yang berharga. 

Namun, tantangan pertanian yang dihadapi Indonesia adalah nyata, dan upaya kolaboratif dari pemerintah, petani, dan masyarakat sangat diperlukan.

Ketika semua pihak, baik pemerintah, petani, dan masyarakat, berkolaborasi, kita dapat membantu mengatasi tantangan yang dihadapi pertanian di Indonesia. 

Dengan menjaga keberlanjutan pertanian, kita dapat memastikan bahwa makanan lezat seperti tempe dan hidangan tradisional Indonesia lainnya tetap menjadi bagian penting dari kekayaan kuliner negara ini. 

Solidaritas adalah kunci untuk menjaga keberlanjutan pertanian, dan ketika lebih dari 270 juta masyarakat Indonesia bersatu untuk mendukung petani dan produk pertanian lokal, dampak positifnya akan terasa dalam keberlanjutan dan kecukupan pangan di masa depan. 

Semoga, dengan upaya bersama, Indonesia dapat terus mengeksploitasi kekayaan kuliner dan sumber daya alamnya dengan bijak untuk kesejahteraan seluruh rakyatnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun