Peningkatan jumlah anak muda yang meninggalkan pertanian berarti bahwa populasi petani yang lebih tua memiliki beban yang lebih besar dalam menjaga produktivitas pertanian.
Ketiga, penggunaan teknologi dan metode pertanian yang ketinggalan zaman menjadi salah satu tantangan utama.Â
Beberapa contoh termasuk sistem irigasi yang tidak efektif, penggunaan bahan kimia yang berlebihan, dan kurangnya akses petani terhadap teknologi modern.Â
Penggunaan bahan kimia yang tidak terkendali dapat merusak kualitas tanah dan air, mengurangi kesuburan tanah, dan mempengaruhi kesehatan petani.Â
Oleh karena itu, ada kebutuhan mendesak untuk memperkenalkan teknologi pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan.
Pengaruh Perubahan Iklim
Indonesia adalah negara yang sangat rentan terhadap perubahan iklim, dan perubahan cuaca ekstrem dapat berdampak serius pada sektor pertanian.Â
Pergeseran musim hujan dan kemarau yang tidak teratur dapat mengganggu jadwal penanaman dan panen, serta menyebabkan banjir dan kekeringan. Perubahan iklim juga dapat mempengaruhi kualitas tanah dan tanaman.
Salah satu kasus yang sering terjadi adalah banjir akibat hujan berlebihan. Banjir dapat merusak tanaman, membanjiri lahan pertanian, dan mengakibatkan kerugian ekonomi yang signifikan bagi para petani.Â
Di sisi lain, kekeringan yang panjang dapat mengurangi produktivitas tanaman dan mengganggu ketahanan pangan. Oleh karena itu, perubahan iklim adalah faktor yang perlu diperhitungkan dalam perencanaan pertanian di Indonesia.
Upaya Pemerintah dan Peran Masyarakat
Pemerintah telah mencoba berbagai upaya untuk membantu petani meningkatkan produktivitas mereka dan mengatasi tantangan pertanian.Â
Ini termasuk memberikan insentif dalam bentuk bantuan benih unggul, memberikan pinjaman kepada petani untuk mengembangkan lahan mereka agar makin produktif, melakukan penyuluhan terhadap anak muda mengenai potensi pertanian, dan melakukan pembangunan infrastruktur di daerah pedesaan.