Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), antara Juni 2022 hingga September 2023, harga beras hanya naik sekitar 19,6%.Â
Ini adalah kenaikan yang relatif moderat jika dilihat dalam kurun waktu 15 bulan.Â
Oleh karena itu, dalam konteks kenaikan harga beras, pemerintah tidak perlu terlalu khawatir akan dampak yang signifikan pada konsumen.
Dampak Kenaikan Harga Beras pada Petani
Meskipun kenaikan harga beras di tingkat konsumen terbilang moderat, situasinya berbeda di sisi petani.Â
Data menunjukkan bahwa harga beras di tingkat petani naik lebih tajam, yaitu sekitar 50,4% selama periode yang sama.Â
Bahkan harga gabah, bahan baku utama dalam produksi beras, mengalami kenaikan lebih drastis sebesar 83,6%.Â
Ini berarti bahwa meskipun harga beras di pasar konsumen terlihat relatif stabil, petani yang seharusnya mendapat keuntungan dari kenaikan harga justru mengalami peningkatan biaya produksi yang signifikan.
Dengan harga gabah yang naik secara signifikan, para petani menghadapi tekanan ekonomi yang besar.Â
Biaya produksi yang lebih tinggi dapat membuat margin keuntungan mereka mengecil, bahkan mungkin menjadi rugi.Â
Ini adalah tantangan serius bagi para petani yang berusaha untuk mendukung diri mereka sendiri dan keluarga mereka melalui usaha pertanian.