Masalah sebenarnya muncul ketika harga yang terlalu rendah dihasilkan dari praktik bisnis yang tidak etis atau produk yang tidak memenuhi standar keamanan.
Influencer Marketing dan Tantangan Hukum
TikTok telah memungkinkan pertumbuhan fenomenal para pembuat konten yang menjadi influencer di platform tersebut.Â
Mereka sering kali mempromosikan produk atau merek lain kepada pengikut mereka.Â
Namun, ada risiko ketika influencer membuat klaim palsu tentang produk atau jasa yang mereka promosikan. Ini dapat menjadi bentuk iklan yang menyesatkan dan merugikan konsumen.
Tantangan utama dalam hal ini adalah bagaimana menegakkan etika dalam pemasaran influencer.Â
Regulasi harus mengatur bagaimana influencer dapat beriklan, apa yang dapat mereka klaim, dan bagaimana mereka harus mengungkapkan afiliasi dengan merek atau produk tertentu.Â
Hal ini akan membantu melindungi konsumen dari iklan yang menyesatkan dan memastikan bahwa influencer bertanggung jawab atas klaim yang mereka buat.
Regulasi yang Diperlukan
Di tengah kompleksitas isu-isu ini, penting bagi pemerintah dan regulator untuk turut serta dalam mengatur TikTok dan platform sejenisnya.Â
Regulasi yang efektif harus mencakup perlindungan konsumen, mengawasi praktik bisnis yang tidak adil, dan memastikan bahwa informasi yang diberikan oleh influencer adalah akurat.
Namun, regulasi juga harus bersifat pro-inovasi. Mencoba untuk "menghukum" inovasi dapat menghambat perkembangan ekonomi digital yang semakin penting.Â
Oleh karena itu, solusi yang diambil haruslah seimbang, mempertimbangkan kepentingan semua pihak yang terlibat.