Orang Jawa menganggap bahwa penghargaan yang diberikan kepada orang lain akan memperkuat hubungan sosial dan menciptakan suasana yang harmonis dalam masyarakat.
Kesederhanaan dan Kelembutan Dalam Bertindak
Filosofi Jawa mengajarkan bahwa hidup harus memberi manfaat kepada orang lain dan memberantas kejahatan.Â
Mereka memahami bahwa kekuatan sejati tidak hanya berasal dari kekuatan fisik atau materi, tetapi juga dari kebijaksanaan, kesabaran, dan kelembutan hati.Â
Filosofi "Surodiro Joyoningrat, Lebur Dening Pangastuti" mengajarkan bahwa kemarahan dapat dikalahkan dengan kebijaksanaan, kelembutan, dan kesabaran.
Dalam budaya Jawa, konflik dihindari sebisa mungkin, dan jika terjadi, diselesaikan dengan pendekatan yang tenang dan diplomatis.Â
Mereka memahami bahwa konflik yang dipicu oleh kemarahan dan amarah hanya akan menghasilkan kerugian.
Ketika Kesabaran Menghadapi Konflik
Suku Jawa juga dikenal karena kesabaran mereka dalam menghadapi konflik.Â
Mereka tidak mudah marah, tidak mudah terprovokasi, dan selalu berusaha menyelesaikan masalah dengan ketenangan.Â
Ini tercermin dalam pepatah "Surodiro Joyoningrat, Lebur Dening Pangastuti " yang mengajarkan bahwa kemarahan dapat dikalahkan dengan kebijaksanaan, kelembutan, dan kesabaran.
Mereka percaya bahwa ketenangan hati adalah kunci untuk mengatasi konflik dan menjaga hubungan yang baik dengan orang lain.Â
Mereka berusaha untuk menjalani hidup dengan kebijaksanaan dan kesabaran, menjauhkan diri dari konfrontasi yang tidak perlu.
Kesederhanaan dan Keberlanjutan
Dalam budaya Jawa, ada kesadaran yang kuat akan keberlanjutan dan pelestarian lingkungan. Mereka memahami pentingnya menjaga alam dan sumber daya alam untuk generasi mendatang.Â