Mohon tunggu...
Muzamil Misbah
Muzamil Misbah Mohon Tunggu... Freelancer - Orang biasa yang gemar baca buku, makan dan jalan-jalan

Suka menulis tentang ekonomi dan puisi, financial literacy enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Alon-alon Waton Kelakon: Kehidupan Slow Living ala Suku Jawa

14 September 2023   18:00 Diperbarui: 14 September 2023   18:05 547
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi tugu jogja sumber: instagram @malioboro_insta

Jika Anda mengunjungi wilayah-wilayah seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, atau Yogyakarta, Anda akan merasakan apa yang disebut "slow living." 

Ini adalah gaya hidup yang sangat kontras dengan kehidupan sibuk dan cepat di kota-kota besar. Orang Jawa hidup sederhana dan rendah hati. 

Mereka memahami bahwa 

kebahagiaan tidak selalu diukur oleh materi atau kemewahan, tetapi oleh ketenangan dan ketentraman hati.

Mereka tidak terobsesi dengan kekayaan atau kedudukan sosial. 

Prinsip "ojok ke Tungkul, merangka lungguhan kadonyan lan kemareman" mengajarkan mereka untuk tidak terlalu memikirkan hal-hal duniawi dan menjauhkan diri dari obsesi untuk mencapai status atau kepuasan duniawi yang bersifat sementara.

Dalam budaya Jawa, ada kebiasaan untuk hidup sederhana dan menghargai apa yang sudah dimiliki. 

"Sugih tanpa bondo" adalah ungkapan yang berarti bahwa kekayaan sejati bukanlah harta benda, melainkan memiliki ketenangan dalam kesederhanaan. 

Mereka tidak terjebak dalam kemewahan yang mencolok. Mereka juga memahami bahwa kemewahan tersebut hanyalah ilusi semata yang tidak akan membawa kebahagiaan sejati.

Ilmu, Kesaktian, dan Ketenangan Hati

Pendekatan mereka terhadap pencapaian dan keberhasilan juga tercermin dalam filosofi "ngelmu iku kalakone kanthi laku." 

Mereka memahami bahwa pengetahuan dan pengalaman sejati hanya dapat diperoleh melalui praktik dan pengalaman nyata, bukan hanya dari membaca atau logika. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun