Bapak tua berusia senja itu baru selesai melepas sendal jepitnya
Ia berdiri sejenak sebelum melangkahkan kaki menuju pintu yang terkunci
Wajahnya terliat kuyu, raut wajah kelelahan
Tiga kali mengucap salam
Tanpa ada sahutan dari dalam
Kening pak tua sedikit berkerut
Hati kecilnya menebak-nebak
Adakah seseorang didalam sana yang mendengar salamnya
Dengan langkah gontai ia berbalik badan
Dengan tangan sedikit gemetar dia membalik sendal jepit yang tadi dia lepaskan
Setelah terpasang dia berdiri sejenak, berbalik memandang pintu yang tak terbuka
Berharap ada penghuni yang keluar
Kening pak tua sedikit berkerut
Hati kecilnya menebak-nebak
Adakah seseorang didalam sana yang mendengar salamnya
Bapak tua berjalan perlahan, menutup pintu pagar dan kembali berjalan
Wajah pak tua semakin panik
Rasa lapar bercampur dengan rasa penyesalan
Keringat dingin bergulir dari dahinya
Dia ingat sekali....
Dahulu menyia-yiakan anak-anaknya
Menyia-yiakan istri, ibu dari ketiga anaknya
Dia ingat sekali, berpetualang dengan wanita selingkuhanya
Tidak memperdulikan tanggung jawabnya
Wajah pak tua semakin pucat
Ia tetap melangkah tertunduk
Dengan segala penyesalan yang ada
Bogor, 21042020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H