"Apni dan Teguh, temenin Agus ya, ke Pasar untuk membeli perlengkapan pencucian motor ?" pinta Agus
"Siap." Jawab kami serentak
Di perjalanan menuju pasar, Apni dan Teguh masih penasaran dan bertanya dengan Agus, apa yang menyebabkan Agus berubah 1.000 derajat.
"Nanti pada saatnya kalian akan ku beri tahu, hari ini temenin aku kepasar dulu, nanti setelah dari pasar kita mampir dulu ke pengajian di masjid Al-Ikhlas, materi kajian hari ini bagus," Jelas Agus.
Agus, Apni dan Teguh bertiga ke pasar membeli keperluan pencucian motor, Agus mengeluarkan kertas catatan, barang-barang apa yang harus dia beli, setelah semua kebutuhan di dapatkan, mereka  bertiga membawa perlengkapan itu dan langsung menuju Masjid Al-Ikhlas untuk mendengarkan kajian.
     Sudah seminggu ini Agus membuka usahanya pencucian motor, saat Apni dan Teguh kesana, Agus sudah memiliki seorang karyawan, entah dimana dia mendapatkan karyawan, karena kami belum mengenalnya, ada satu motor yang sedang Agus dan karyawannya cuci, dan terlihat satu motor lagi menunggu giliran untuk di cuci.
Apni dan Teguh duduk di tempat yang dibuat ala kadarnya untuk tempat menunggu bagi yang mencuci motornya, terlihat ada dua orang tukang yang sedang menyemen, dan membuat pondokan disampingnya, memang cukup luas tanah orang tua Agus di sini, tempatnya persis di pinggir jalan utama, sangat strategis untuk membuat tempat usaha.
"Ini mau dibuat apa Gus ?" tanya Apni
Seraya mencuci motor Agus menjawab, " Untuk membuat warung kecil-kecilan dan tempat barang-barang perlengkapan nyuci," Jawab Agus
Satu motor sudah selesai dicuci, yang punya membayar sebesar Rp. 12.000,- dan karyawan Agus mengambil motor yang satu lagi untuk dicuci, sementara Agus menemani Apni dan Teguh ngobrol.
Agus membersihkan tangannya, dan mengambil kursi serta duduk mendekati sahabatnya, di rangkulnya pundak sahabatnya berdua.