Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sebuah Persahabatan

17 September 2019   10:40 Diperbarui: 17 September 2019   10:49 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Perjalanan hidup seseorang tiada yang mengetahui bagaimana akhirnya, sebagai manusia hanya bisa memperkirakan, begitulah kira-kira perjalanan hidup seorang Agus Suparman, usianya sudah mendekati 17 tahun, hanya lulusan Sekolah Dasar, anaknya sangat terkenal nakal di kampungnya, sekolah tidak mau, begitu lulus Sekolah Dasar, berhenti tidak mau melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama, maklum dia adalah anak orang terkaya di kampung Sidodadi itu, dialah satu-satunya anak saat itu yang baru lulus Sekolah Dasar sudah memiliki sebuah sepeda motor trail, di kampungnya boro-boro sepeda motor, sepeda saja baru satu dua orang yang memiliki untuk usia seukuran mereka.

Kerjanya hanya keluyuran, main kesana kemari, merokok, dan kadang-kadang minum alkohol di kampung sebelah.

Agus memiliki dua orang sahabat, namanya Apni dan Teguh, dari kecil mereka sudah berteman, maklum jarak rumah keduanya tidak begitu jauh dengan rumah Agus, hanya selisih empat buah rumah dan tujuh buah rumah saja.

Namun berbeda dengan Apni dan Teguh, Apni dan Teguh tetap bersekolah dan tergolong anak yang memiliki kepintaran di atas rata-rata teman sekolahnya, sekarang mereka duduk di kelas 2 SMA di Kampung Sidodadi.

Sangat sering, Agus mengajak Apni dan Teguh untuk membolos sekolah, mengajak mereka nonton atau jalan-jalan ke pantai keluar kampung mereka saat-saat jam sekolah, namun keduanya menolak dengan cara yang halus, Apni dan Teguh hanya mau nonton atau piknik diluar jam sekolah atau saat libur.

Tapi ini adalah kejadian satu bulan lalu, dan bertahun-tahun sebelumnya, sudah sebulan ini mereka melihat perubahan 180 derajat sikap dan prilaku Agus.

Agus sering ke Masjid, membantu orang tuanya berdagang, ikut pengajian dan mulai belajar bagaimana bacaan-bacaan sholat, sebagai sahabat tentu Apni dan Teguh senang melihat perubahan yang terjadi pada diri Agus, begitupun dengan tetangganya terlebih kedua orang tuanya.

Rasa penasaran membuat Apni dan Teguh menjumpai Agus di rumahnya, namun Agus masih merahasiakannya, ia rajin sholat malam, sholat dhuha, hampir semua orang tidak percaya dengan perubahan sikap dan prilaku Agus terlebih kedua orang tuanya.

Apalagi yang terjadi hari ini saat kami berkunjung kerumahnya, Agus kepada bapak dan Ibunya memohon untuk di pinjami modal usaha sebesar Rp. 10.000.000,- dan diijinkan untuk memakai tanah yang ada tidak jauh dari rumah milik orang tua Agus, dan Agus berjanji untuk mengembalikan secara mengangsur uang pinjaman kepada Bapak dan Ibunya, walau tidak tentu besar angsuran setiap bulannya.

Dari modal itu Agus ingin membuka cucian motor, karena di kampungnya belum ada pencucian sepeda motor.

Betapa bahagia hati kedua orang tua Agus, dia langsung mengambil uang sebesar Rp. 15.000.000,- dan diberikan ke Agus dengan ucapan, ini buat modal usaha dan tidak perlu di kembalikan, Bapak sama Ibu sudah ikhlas dan bahagia Agus sudah berubah, namun Agus hanya mengambil Rp. 10.000.000,- dari orang tuanya dan berkata tetap akan diangsur setiap bulannya.

"Apni dan Teguh, temenin Agus ya, ke Pasar untuk membeli perlengkapan pencucian motor ?" pinta Agus

"Siap." Jawab kami serentak

Di perjalanan menuju pasar, Apni dan Teguh masih penasaran dan bertanya dengan Agus, apa yang menyebabkan Agus berubah 1.000 derajat.

"Nanti pada saatnya kalian akan ku beri tahu, hari ini temenin aku kepasar dulu, nanti setelah dari pasar kita mampir dulu ke pengajian di masjid Al-Ikhlas, materi kajian hari ini bagus," Jelas Agus.

Agus, Apni dan Teguh bertiga ke pasar membeli keperluan pencucian motor, Agus mengeluarkan kertas catatan, barang-barang apa yang harus dia beli, setelah semua kebutuhan di dapatkan, mereka  bertiga membawa perlengkapan itu dan langsung menuju Masjid Al-Ikhlas untuk mendengarkan kajian.

          Sudah seminggu ini Agus membuka usahanya pencucian motor, saat Apni dan Teguh kesana, Agus sudah memiliki seorang karyawan, entah dimana dia mendapatkan karyawan, karena kami belum mengenalnya, ada satu motor yang sedang Agus dan karyawannya cuci, dan terlihat satu motor lagi menunggu giliran untuk di cuci.

Apni dan Teguh duduk di tempat yang dibuat ala kadarnya untuk tempat menunggu bagi yang mencuci motornya, terlihat ada dua orang tukang yang sedang menyemen, dan membuat pondokan disampingnya, memang cukup luas tanah orang tua Agus di sini, tempatnya persis di pinggir jalan utama, sangat strategis untuk membuat tempat usaha.

"Ini mau dibuat apa Gus ?" tanya Apni

Seraya mencuci motor Agus menjawab, " Untuk membuat warung kecil-kecilan dan tempat barang-barang perlengkapan nyuci," Jawab Agus

Satu motor sudah selesai dicuci, yang punya membayar sebesar Rp. 12.000,- dan karyawan Agus mengambil motor yang satu lagi untuk dicuci, sementara Agus menemani Apni dan Teguh ngobrol.

Agus membersihkan tangannya, dan mengambil kursi serta duduk mendekati sahabatnya, di rangkulnya pundak sahabatnya berdua.

"Kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku berubah, ceritanya panjang, kalau aku cerita bisa sampai satu bulan belum selesai," canda Agus.

Begini, sekitar tiga bulan yang lalu aku seperti biasa keliling sendiri dengan motor Trailku, sampai di kampung sebelah tepatnya di pasantren Nuurusshibyan, motor ku tiba-tiba mati, aku mencoba mengutak-atik motor ku, pasantren saat itu sedang kajian, sayup sayup namun terdengar jelas materi kajian, saat itu tentang anak durhaka, entah mengapa kajian itu mengena di hatiku, aku seperti mendapatkan hidayah, aku mendengarkan kajian itu sampai selesai, tanpa terasa air mataku menitik, mengingat apa yang telah aku lakukan selama ini.

Setelah kajian selesai, aku kembali mencoba mengutak atik motor ku, tiba tiba ada beberapa santriwati lewat dan memberi salam kepadaku dan bertanya," motornya kenapa, mas?"

"Ngak tau mbak tiba-tiba saja mati mesinnya," jawabku

"Santriwati itu kemudian, pergi dan datang dengan seorang santri, santrinya itu yang sekarang mencuci motor," kata Agus seraya menunjuk ke santri yang sedang mencuci motor.

Sejak itu setiap malam saya ke pasantren itu untuk mengikuti kajian, dan saya baru tahu, santriwati yang menegur saya malam itu namanya Nurul, dia anak ustadz pemilik pasantren ini.

"Saya juga sudah ketemu dengan pak ustadz, saya ingin memperdalam ilmu-ilmu agama di sana, dan setelah sebulan lebih disana saya jadi tertarik dengan anaknya pak ustadz," Jelas Agus.

Saya sudah mengemukakan juga hal ini dengan pak ustadz, kata pak ustadz kalau Nurul suka silahkan, dengan catatan saya harus menjadi orang yang benar.

Makanya saya sekarang lakukan ini semoga saya menjadi orang yang benar, saya senang dengan Pak ustadz beliau ceramah banyak dan beliau melakukan apa yang beliau ajarkan, termasuk keinginan saya untuk mendekati anaknya.

Pak ustadz hanya bilang, cari pekerjaan yang halal, belajar agama yang benar, nanti umur 21 tahun silahkan kalau memang mau melamar anak saya, suruh orang tua mu datang, begitu jelas Agus.

"Alhamdulilah, semoga semua yang di cita-citakan mendapat ridho dari Allah ya, Gus," kata Teguh

Pembicaraan mereka berhenti karena ada dua sepeda motor yang datang ingin di cuci. Agus mengambil satu motor untuk dia cuci, Teguh dan Apni ikutan membantu mencuci motor yang satu lagi.

Indahnya persahabatan mereka.

Bogor, 15092019

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun