Mohon tunggu...
Misbah Murad
Misbah Murad Mohon Tunggu... O - "Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

"Tidak ada sekolah menulis; yang ada hanyalah orang berbagi pengalaman menulis."- Pepih Nugraha, Manager Kompasiana. chanel you tube misbahuddin moerad

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sebuah Persahabatan

17 September 2019   10:40 Diperbarui: 17 September 2019   10:49 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Kalian pasti bertanya-tanya kenapa aku berubah, ceritanya panjang, kalau aku cerita bisa sampai satu bulan belum selesai," canda Agus.

Begini, sekitar tiga bulan yang lalu aku seperti biasa keliling sendiri dengan motor Trailku, sampai di kampung sebelah tepatnya di pasantren Nuurusshibyan, motor ku tiba-tiba mati, aku mencoba mengutak-atik motor ku, pasantren saat itu sedang kajian, sayup sayup namun terdengar jelas materi kajian, saat itu tentang anak durhaka, entah mengapa kajian itu mengena di hatiku, aku seperti mendapatkan hidayah, aku mendengarkan kajian itu sampai selesai, tanpa terasa air mataku menitik, mengingat apa yang telah aku lakukan selama ini.

Setelah kajian selesai, aku kembali mencoba mengutak atik motor ku, tiba tiba ada beberapa santriwati lewat dan memberi salam kepadaku dan bertanya," motornya kenapa, mas?"

"Ngak tau mbak tiba-tiba saja mati mesinnya," jawabku

"Santriwati itu kemudian, pergi dan datang dengan seorang santri, santrinya itu yang sekarang mencuci motor," kata Agus seraya menunjuk ke santri yang sedang mencuci motor.

Sejak itu setiap malam saya ke pasantren itu untuk mengikuti kajian, dan saya baru tahu, santriwati yang menegur saya malam itu namanya Nurul, dia anak ustadz pemilik pasantren ini.

"Saya juga sudah ketemu dengan pak ustadz, saya ingin memperdalam ilmu-ilmu agama di sana, dan setelah sebulan lebih disana saya jadi tertarik dengan anaknya pak ustadz," Jelas Agus.

Saya sudah mengemukakan juga hal ini dengan pak ustadz, kata pak ustadz kalau Nurul suka silahkan, dengan catatan saya harus menjadi orang yang benar.

Makanya saya sekarang lakukan ini semoga saya menjadi orang yang benar, saya senang dengan Pak ustadz beliau ceramah banyak dan beliau melakukan apa yang beliau ajarkan, termasuk keinginan saya untuk mendekati anaknya.

Pak ustadz hanya bilang, cari pekerjaan yang halal, belajar agama yang benar, nanti umur 21 tahun silahkan kalau memang mau melamar anak saya, suruh orang tua mu datang, begitu jelas Agus.

"Alhamdulilah, semoga semua yang di cita-citakan mendapat ridho dari Allah ya, Gus," kata Teguh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun