Yoga berdiri, mendekati Anti menuju lemari, ingin meletakan baju kotor di lemari bagian bawah, di peluknya Anti dari belakang, disingkirkanya rambut anti yang terurai, di kecupnya tengkuk Anti, sedikit kegelian Anti agak menghindar.
Yoga membalikan badan Anti, mereka saling berhadapan, saling menempel, Yoga memeluk Anti, mencium kedua pipi Anti, dan mencium bibirnya, Anti diam saja, dia menikmati setiap rangsangan yang diberikan Yoga, terlihat Yoga semakin agresif, Anti menghentikannya.
"Sudah, Bang, takut kita kelewatan,"
Yoga melepas rangkulannya, Anti berbalik kembali membuka pintu lemari, menyusun kembali letak pakaian kotor, kemudian dia berkaca sebentar.
"Hayu, katanya mau ke pantai,"
Yoga masih terpaku berdiri di tempatnya, dia masih ingin melepas rindu bersama Anti, maklum mereka bertemu hanya satu tahun sekali, sebenarnya bisa mereka bertemu empat sampai lima kali dalam satu tahun, cuma berat di ongkos.
Mereka menyusuri pantai Kuta, sinar mentari masih terasa panas menyengat, mereka berdua tidak memakai penutup kepala, debur ombak memecah menuju pantai, beberapa peselancar dari wisatawan mancanegara memanfaatkan besarnya gelombang pantai Kuta, ada beberpa lagi yang terlihat dengan menggelar handuk rebahan di pinggir pantai, hanya memakai bra dan kolor, dengan kaca mata hitam berjemur, ada yang tengkurap ada yang telentang. Setengah berbisik seraya memandang debur ombang Anti bergumam.
"Senang dia diajak lewat sini, memandang yang pake bikini."
"Ya, kalau ngak kita pulang ke kamar saja,"
"Pasti ngambeknya bukan kalimat ini," kata Anti
"Pasti karena yang di kamar tadi, Anti hentikan," lanjutnya seraya terus berjalan menyusur pantai.