Perlahan semua keluar berjalan menuju hotel, sudah mulai terpisah, karena jarak hotel dan Masjid dekat, ada yang masih santai terlihat di pelataran masjid seraya berswa foto dengan backround jam di Menara zam-zam tower atau backround nya masjidil Haram, tidak tahan melihat rombongan yang ber swa foto akhirnya mereka berlima pun ikutan foto-foto, sesekali mereka minta tolong kepada jamaah entah dari mana untuk memfoto mereka berlima, puas ber swa foto mereka kembali memutuskan untuk istirahat di hotel.
Sesampai di kamar mereka hanya menyiram badan saja, di kamar terasa sejuknya karena AC dari tadi mereka hidupkan, di dalam Masjid juga terasa sejuknya AC tapi di pelataran masjid dan di jalan tadi panas sekali cuacanya.
"Ada yang mau ikut ngak, aku mau gundul ?" tanya Catur
"Aku mau," kata Ilos
"Aku mau," Â kata Noval
"Aku juga," kata Taufik
Akhirnya mereka sepakat berempat, memakai kaos dan celana panjang, kembali ke tempat orang Arab potong rambut, giliran pertama yang di potong Catur, yang bertiga masing masing jadi foto grafer, kebetulan tidak berapa lama kursi di sebelah Catur kosong, giliran Ilos yang di potong, kali ini Noval dan Taufiq sebagai kameramen dan fotografer, hanya dalam hitungan tidak lebih dari 3 menit selesai satu kepala, selanjutnya giliran Noval, kali ini Catur yang pemandu gaya, Catur minta sama om Arab memotong sebagian dulu rambut Noval, jadi sebelah kiri dulu di potong habis, setelah di foto dan di rekam baru di potong habis, begitu juga dengan Taufiq tidak jauh berbeda.
Setelah semua selesai di potong gundul, mereka minta tolong dengan om Arab untuk memfoto mereka berempat, mereka tertawa bersama, sebelum kembali ke kamar hotel mereka mampir dulu beli jus buah naga yang dijual di samping tukang potong rambut, mereka menikmati sekali jus, hanya saja Catur mengingatkan jangan pakai es, karena begitu kena es, maka suara langsung serak dan batuk mulai menyerang, mereka juga mampir ke swalayan, membeli beberapa minuman mineral dan minuman kaleng, serta makanan-makanan ringan, terutama makanan khas padang pasir, untuk di simpan di kamar.
Edtwentyseven,31052019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H