Dan melewati Hajar Aswad kemudian pada posisi awal di lampu hijau mengangkat tangan kanan dan meletakannya pada mulut seolah memberikan salam cium dan melafalkan bacaan, "Bismillahi Allahu Akbar." Â Terus dilakukan seluruh jamaah, putaran kedua, putaran ketiga, putrana keempat dan sampai pada putaran ketujuh.
Selesai putaran ke tujuh rombongan mencoba bergeser kebelakang untuk menghindari rombongan lain yang masih melakukan tawaf, mereka mengambil lurus dengan Multazam , salah satu tempat yang semua do`a di kabulkan Allah.
Kemudian rombongan melanjutkan dengan sholat sunat dua rakaat, di belakang makam Ibrahim, karena masih banyak rombongan mereka mengambil garus lurus saja kebelakang, di sini di sunahkan untuk membaca surah Al-Fatihah dan Al-Kafirun di rakaat pertama, dan di rakaat kedua setelah Al-Fatihah membaca surah Al-Ikhlas, air mata, ya air mata seluruh jamaah mengucur seperti air pancuran, menjadi satu antara kegembiraan dan dosa-dosa yang telah di lakukan, memohon dimaafkan dan diampuni.
Semua jamaah rombongan mereka dapat melaksanakan dengan baik, ustadz Mahrus selanjutnya membawa rombongan untuk melaksanakan sa`i, yaitu sebuah ritual perjalanan atau berlari-lari kecil yang dimulai di bukit Safa dan berakhir di bukit Marwah yang dilakukan sebanyak 7 kali putaran.
Setelah sampai di bukit Safa, mereka menghadap ke Ka`bah disini tidak sebanyak saat tawaf, sehingga agak longgar jamaah yang melaksanakan sa`i, ustadz Mahrus menegadahkan tangan dan berdo`a diikuti seluruh jamaah "Bismillaahirahmaanirrahiim,Abda-u bimaa bada allahu bihi wa rasulluh. Innas safaa walmarwata min sya`aa irillah, Faman hajjal baita awi`tamara falaa junaaha`alaihi ayyattawwafa bihimaa waman tatawwa`a khairan fa innalaaha syaakirun `aliim.Â
Kemudian ustadz Mahrus kembali membaca dan diikuti jamaah masih di bukit Safa, rombongan kemudian berjalan menuju bukit Marwah sambil membaca do`a doa mengikuti yang diucapkan ustadz Mahrus, hanya beberapa jamaah saja yang berjalan sambil membaca buku yang di gantung di leher, Â tidak jauh dari situ ada dua tiang yang terdapat lampu neon berwarna hijau, memasuki jalur ini bagi laki-laki berlari-lari kecil tentu bagi yang mampu kalau yang tidak kuat cukup berjalan saja, kemudian ada lagi tanda lampu neon berwarna hijau tanda akhir dari lari-lari kecil, kembali berjalan tetap membaca do`a. itu terus yang mereka lakukan sampai dengan tujuh kali putaran.
Dan yang terakhir adalah tahalul, memotong sedikit rambut minimal tiga buah, disini bisa bergantian memotong asalkan yang memotong dia sudah di potong terlebih dahulu.
Catur lebih dulu di potong oleh ustadz, kemudian Catur mengeluarkan gunting yang memang sudah dia bawa di dalam tas yang di gantung dileher, dia panggil Noval, setelah dia memotong sedikit rambut Noval diserahkannya gunting tersebut, kemudian Catur bilang," ini potong dulu rambut ibu,"
Noval pergi mendekati Ibunya, sebagian jamaah yang sudah tahalul, agak kepinggir berdirinya menunggu jamaah yang lain, disini baru mulai terasa lelahnya, setelah seharian jalan dan dilanjutkan dengan tawaf dan sa`i, tidak lama terlihat Ibu Bos mendekati Catur, sepertinya beliau sudah di potong rambutya oleh Noval, karena Noval terlihat sekarang sedang memotong rambut Taufiq, hanya Ilos yang belum kelihatan, entah dimana dia.
Tidak berselang lama semua jamaah sudah berkumpul termasuk Ilos, menunggu instruksi ustadz Mahrus lebih lanjut, ustadz mahrus setelah melihat semua ngumpul berkata, " Bapak-Ibu semua alhamdulillah semua rangkaian kita sudah selesai, sekarang kita kembali semua ke hotel, selanjutnya mulai subuh dan sampai besok silahkan acara masing-masing tapi ingat tetap berkelompok ya, minimal dua orang, dari travel kalau ada hal-lain akan kita umumkan, sholat subuh saat ini di sini jam 5.30 tapi jam 3 pagi sudah ada azan, jadi beda dengan kita yang biasa di tanah air," lanjut ustadz Mahrus, dan membawa rombongan kembali ke hotel.
Semua rombongan jamaah lega, sebelum mereka ke hotel mereka saling bersalaman dan saling memaafkan, tidak terkecuali, Ibu Bos dan Catur, begitu juga dengan Ilos, Noval dan Taufiq.