Film ini lebih dominan adegan seriusnya. Dari keseluruhan film yang beneran lucu hanya di adegan Indra Jegel aja. Yang lainnya bikin sedih, teringat orang tua di kampong, hiks.
Bercerita tentang Pak Domu dan istrinya yang kangen dengan 4 anak laki-lakinya. Namun, semua anak laki-laki yang merantau tersebut enggan pulang. Saat telepon dengan Bapaknya pasti ribut terus, apalagi jika bertemu langsung. Â Masalahnya ada di berbeda keinginan Bapak dan anak.Â
Anak pertama yang di Bandung ingin menikah dengan perempuan Sunda. Tentu saja Pak Domu melarangnya. Katanya harus menikah dengan perempuan Batak. Padahal sudah bayar gedung. Â
Anak kedua, Gabe. Sudah dikuliahkan di fakultas hukum, ternyata malah kerja di Jakarta sebagai pelawak. Bapaknya merasa telah sia-sia menyekolahkannya. Antara pendidikan dan kerjaan tidak sesuai. Padahal Bogel sudah menjadi pelawak terkenal, dan uangnya pun banyak.
Anak keempat, Sahat, yang diperankan Indra Jegel. Enggan pulang karena sudah betah di Yogya. Dia di sana membantu Pak .... untuk mempraktikkan hasil kuliahnya. Agar masyarakat di desa tersebut sejahtera. Tak hanya itu, Sahat juga mendapatkan banyak pelajaran hidup dari Pak Pomo. Sehingga membuatnya senang, daripada tinggal di rumah orang tuanya.
Maka dari itu, Pak Domu dan Bu Marlina memilki rencana pura-pura cerai. Bekerja sama dengan putrinya, Sarma. Saat mengetahui orang tuanya akan cerai, tiga anak laki-laki akhirnya pulang. Sedih dan merasa bingung tiba---tiba orang tuanya ingin bercerai. Mereka berdiskusi, berusaha mendamaikan orang tuanya.
Selama di sana, mereka ditahan agar di rumah lebih lama. Sehingga bisa mengikuti pesta adat bersama Opungnya.
Lalu, apakah Pak Dompu dan Bu Dompu sungguhan bercerai?
Kalau iya gimana dong? Bagaimana kelanjutan kehidupan mereka ?
Apa solusinya untuk masalah Domu, Gabe, Sahat dan Sarma ?
Film ini berdasarkan kisah nyata sang sutradara
Berdasarkan obrolan di Youtube Volix Media, Bene sang sutradara mengakui bahwa cerita dalam film ini berdasarkan kisah nyata. Banyak kemiripan konflik keluarga dalam film ini juga dialami oleh Bene.