Awalnya nonton film ini Gara-gara melihat Indra Jegel di potongan film. Potongan film tersebut ku temukan di Instagram. Aku tahu Indra Jegel, saat ini sebagai pembawa acara talkpod di Net TV.
Setelah menonton potongan film ini, aku pikir sepertinya lucu filmnya. Maklum butuh hiburan. Hehhe.
Di video tersebut, ada ibu-ibu sedang memindahkan lauk yang di piring ke tas. Tanpa tisu ataupun pembungkus makanan. Hahahaha. Dari adegan itu lah, aku tertarik untuk menontonnya. Selain itu juga bisa menambah pengetahuan tentang budaya suku Batak.
Film tentang apakah ini ? Apakah film untuk orang Batak? Â Â
Film Ngeri-Ngeri Sedap telah tayang di bioskop tahun 2022. Sekarang film ini bisa dintonton di NETFLIX dengan judul baru Missing Home. Rating usia nya masih sama yaitu untuk usia 13 tahun lebih.
Hebat sekali film ini karena masuk nominasi Piala Oscar 2023. Film yang disutradarai oleh Bene Dion Rajagukguk ini, berdasarkan kisah nyata. Tentu ditambah dengan bumbu-bumbu cerita agar lebih menarik.
Film yang penuh dengan kebudayaan suku Batak di Pulau Sumatera. Lebih tepatnya dekat sekali dengan Danau Toba. Masyaallah, bagus sekali pemandangannya. Indonesia tidak kalah bagusnya dengan negara lain. *maklum ya belum pernah ke Danau Toba. Hehe.
Jika dilihat dari poster film, pemeran utamanya ada enam orang. Tika Pangabean sebagai ibu. Arswendy Bening sebagai Bapak. Boris Bokir, berperan sebagai Domu, anak pertama. Lolox, berperan sebagai anak kedua. Sedangkan anak perempuan diperankan oleh Gita Bhebita. Dan anak laki-laki terakhir diperankan oleh Indra Jegel.
Ceritanya tentang apa? GA ADA SPOILERÂ
Film tentang apa film ini ? Apakah film komedi?
NO!
Ternyata bukan film komedi. Meskipun para pemainnya jebolan stand up comedy. Dan meskipun, hanya sedikit adegan komedinya.
Film ini lebih dominan adegan seriusnya. Dari keseluruhan film yang beneran lucu hanya di adegan Indra Jegel aja. Yang lainnya bikin sedih, teringat orang tua di kampong, hiks.
Bercerita tentang Pak Domu dan istrinya yang kangen dengan 4 anak laki-lakinya. Namun, semua anak laki-laki yang merantau tersebut enggan pulang. Saat telepon dengan Bapaknya pasti ribut terus, apalagi jika bertemu langsung. Â Masalahnya ada di berbeda keinginan Bapak dan anak.Â
Anak pertama yang di Bandung ingin menikah dengan perempuan Sunda. Tentu saja Pak Domu melarangnya. Katanya harus menikah dengan perempuan Batak. Padahal sudah bayar gedung. Â
Anak kedua, Gabe. Sudah dikuliahkan di fakultas hukum, ternyata malah kerja di Jakarta sebagai pelawak. Bapaknya merasa telah sia-sia menyekolahkannya. Antara pendidikan dan kerjaan tidak sesuai. Padahal Bogel sudah menjadi pelawak terkenal, dan uangnya pun banyak.
Anak keempat, Sahat, yang diperankan Indra Jegel. Enggan pulang karena sudah betah di Yogya. Dia di sana membantu Pak .... untuk mempraktikkan hasil kuliahnya. Agar masyarakat di desa tersebut sejahtera. Tak hanya itu, Sahat juga mendapatkan banyak pelajaran hidup dari Pak Pomo. Sehingga membuatnya senang, daripada tinggal di rumah orang tuanya.
Maka dari itu, Pak Domu dan Bu Marlina memilki rencana pura-pura cerai. Bekerja sama dengan putrinya, Sarma. Saat mengetahui orang tuanya akan cerai, tiga anak laki-laki akhirnya pulang. Sedih dan merasa bingung tiba---tiba orang tuanya ingin bercerai. Mereka berdiskusi, berusaha mendamaikan orang tuanya.
Selama di sana, mereka ditahan agar di rumah lebih lama. Sehingga bisa mengikuti pesta adat bersama Opungnya.
Lalu, apakah Pak Dompu dan Bu Dompu sungguhan bercerai?
Kalau iya gimana dong? Bagaimana kelanjutan kehidupan mereka ?
Apa solusinya untuk masalah Domu, Gabe, Sahat dan Sarma ?
Film ini berdasarkan kisah nyata sang sutradara
Berdasarkan obrolan di Youtube Volix Media, Bene sang sutradara mengakui bahwa cerita dalam film ini berdasarkan kisah nyata. Banyak kemiripan konflik keluarga dalam film ini juga dialami oleh Bene.
"Aku gak suka Bapak ku", celetuk si Bene dalam podcast Volix Media.
Bene menceritakan bahwa sebenarnya cerita ini sudah lama ada. Kira-kira tahun 2018. Tapi bingung, belum ada yang bersedia membiayai.
Awalnya Bene yang akan berperan menjadia anak bungsu. Namun, setelah diperhatikan. Bene merasa tidak terlalu bagus saat berakting. Baru lah kemudian, dia mencari orang lain. Lalu bertemu lah Indra Jegel.
Bene mengakui bahwa film ini kurang lebih hampir sama dengan masalah keluarganya. Sering berantem dengan bapak. Enggan pulang ke rumah orang tua.
Bahkan Bene berujar bahwa konflik dalam film ini, kemungkinan juga sama dialami oleh banyak orang. Sehingga film ini pasti cocok dengan kehidupan sehari-hari. Meskipun bukan dari suku Batak. Â
Dari film ini , pesan apa yang bisa kita ambil ? Â
Film yang berlatar belakang adat suku batak ini memberikan pesan untuk penonton. Dari sudut pandangku ya, berikut di antaranya :
SATU. Dalam hal ini tentang pengasuhan anak, tentang menjadi orang tua. Mau mengakui kesalahan, kemudian memperbaikinya. Mau belajar tentang pengasuhan. Beda zaman, beda juga cara mengasuh anak-anak.
KEDUA. Cara berbakti pada orang tua. Seperti yang dilakukan Sarma, anak perempuan Pak Dompu. Mengurus orang tua, memasak, dan beres-beres rumah. Â Pesan untuk yang masih punya orang tua : tengoklah mereka. Jenguk mereka. Bagus sekali kalau sering menelpon. Akan tetapi berkunjung juga lah. Mereka kan kangen sama dirimu.
KETIGA. Indonesia terdiri dari beragam suku dan budaya. Menghormati budaya dari suku lain dengan cara tidak mengolok-olok. Tetap bekerja sama dengan berbeda suku. Â
Rekomen ! Kamu Harus Nonton Ini Karena
Aku suka lokasi syuting-nya di desa Holbug. Rumahnya terletak di samping Danau Toba. Dari film ini aku tahu bahwa Danau Toba itu luas banget. Dari film ini juga, bisa menambah pengetahuan tentang adat batak. Film yang bisa ditonton bareng keluarga. Adik, kakak, ponakan, sepupu, orang tua, sahabat. Bahkan gebetan dan mantan juga boleh.
PENUTUP
Tonton film ini di Netflix ya. Jangan bajakan ! Ayo kita dukung karya dalam negeri. Karena menonton film bajakan = tidak menghargai film itu sendiri. Â
Salam ^^
Referensi :
Youtube Volix Media
Kompas.com
Netflix
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H