Mohon tunggu...
Miranda
Miranda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga NIM 21107030115
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Membaca buku dan Menulis catatan " Mencari ilmu lebih tambah supaya mengingat otaknya

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Ceritakanlah Pesan

22 Maret 2022   21:22 Diperbarui: 22 Maret 2022   21:27 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pesan dalam bisu"

Sesampai mereka di rumah sakit, keduanya langsung mendekati suster dan menanyakan pasien yang baru saja mengalami kecelakaan yang dibawa oleh seorang pemuda.

"Lihat pasien yang mengalami kecelakaan penuh darah, susi ? tanya miko panik. "Dia dibawa teman saya cowok".

suster itu tampak bingung karena ia baru saja keluar dari ruang operasi.

"Tahu nggak sus? jangan diam saja" saskia memaki suster itu.

Wajah sang suster langsung pucat.   dia baru saja keluar ruang operasi dan pasiennya meninggal dunia. Dia pun hanya bisa menggelang karena mulutnya terasa kelu dan berat. Untung teman sesama suster mendengar makian saskia yang gelisah.

"maaf, mbak, mas. suster cici mungkin tidak tahu. dia baru saja keluar dari ruang operasi. Saya suster Feni yang menjaga di sini. Benar tadi saya lihat ada seorang bapak mengalami pendarahan dan sekarang sedang ditangai dokter di ruang ICU." 

" Di mana kamar ICU-nya, sus ? " tanya saskia cepat. 

"Ada di sebelah kiri dan sini, Mbak. "jawab suster menunjukkan tangannya ke arah yang dijelaskan. 

Mereka langsung bergegas ke tempat yang ditunjukkan suster Feni.

" Raka. Gimana kondisinya?" tanya Miko spontan 

"Belum tahu. Dia sedang ditangai dokter"

"kamu tahu siapa Bapak itu, ka ?" tanya Miko lagi dengan muka tegang.

"Aku baru mengenalnya sih. Namanya pak Joko. Seorang pemulung."

Mendengar nama Bapaknya disebut. saskia langsung mendekat pintu kamar ICU dan melihat dari balik kacanya, Pak Joko tengah dikerumuni dokter dan beberapa suster. Tangan saskia gemetar, air mata semakin deras membasahi pipi.

"Ayaaaah..... Ayaaah...!!!! Saskia terus memanggil-manggil pak Joko.

Miko menangkap keanehan dari reaksi Saskia yang langsung mendekati pintu kamar itu sambil terus menangis. Miko mengepalkan tangannya, berkali-kali ia pukullah di tembok rumah sakit yang bercat putih itu.

"Sabar Mik." 

"Lo nggak ngerti masalah gue sama dia, ka " jawab Miko mengarahkan pandangnya pada saskia.

"Memang ada apa?"

"Biar si pembuat itu yang menjelaskan. Aku sudah muak !"

kemudian Miko meninggalkan Saskia yang masih terus menangis, bahkan tangisnya kian bertambah ketika Miko memutuskan hubungan cintanya dan langsung pergi.

"kuatkan hatimu, saskia."

"Aku.. aku.."

saskia terbata-bata mengucapkan kalimatnya.

"Aku keluar sebentar."

Raka berjalan cepat menuju kantin. Beberapa menit kemudian ia kembali membawakan air minum dan roti.

"Minumlah dulu"

Raka menyodorkan sebotol minuman mineral. Kerongkong Saskia memang sangat kering dan perih. Air mata memuatnya sangat haus dan letih.

"Makasih, ka."

setelah meminumnya, perasaan Saskia sedikit lega Raka menuntunnya duduk di kursi panjang, kursi para keluarga pasien menunggu kabar pemeriksaan dokter. Raka tak ingin menambah beban Saskia, ia tahu, ada rahasia tentang kehidupan Saskia. Mungkin tentang pak Joko tempo hari. pak Joko bilng dengan bahasa tubuhnya kalau dia punya satu anak yang pintar dan cantik.

Tiba-tiba Raka mendapatkan Jawaban yang selama ini menjadi topik cika yang sengaja dibeberkan kepada Miko agar hubungannya dengan Saskia hancur. Tapi ah, Raka miris dengan sikap yang diambil Miko memutuskan satu pihak seperti tadi, bagi Raka sikap itu sangat kekanakan dan egois. 

"saskia. kenapa kamu tidak pulang saja ?" tanya Raka memancing keingintahuannya

"Aku ingin di sini, ka."

"Biar ini jadi tanggung jawabku jika Miko tak mau bertanggung jawab. kamu pulanglah !"

Saskia langsung menangis. Raka jadi merasa bersalah.

"Maafkan kalau ada salah kataku, Sas."

Buru-buru Raka meminta maaf.

"Anak macam apa aku ini !"

Tiba-tiba Saskia menyalahkan dirinya sendiri.

"jangan berkata itu, Sas." tanggap Raka.

Saskia menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Tangisnya kembali pecah-memecah sunyinya ruang tunggu yang hanya ada mereka berdua.

"Aku tidak berguna !"

Sambil terus menangis.

"Kenapa kamu bicara begitu, Sas ?"

"Pak Joko yang kamu ceritakan tadi, dia adalah ayahku yang bisu."

 Saskia berkata dengan berlinangn air mata. ia sudah tak peduli semua orang menjauhinya gara-gara ayahnya bisu dan seorang pemulung. Bahkan kini, Raka yang peduli saat ini, tak ia pedulikan andai kemudian dia pun berbalik mencibir dan menjauhinya sama seperti sikap Miko terhadapnya.

"Tenanglah, Saskia... aku akan membantu semua biaya rumah sakit. kamu jangan khawatirkan soal itu, ya ? " Raka

Saskia masih terus menangis. Baginya, penyesalannya tak berarti. ia sendiri tidak tahu apakah Ayahnya dapat tertolong atau tidak , benturan mobil Miko mengenai pak Joko sangat keras dan melemparkannya beberapa meter dari tempatnya semula berdiri memegangi gerobaknya

"Jika aku tidak bisa menlihat ayahku selamat, sungguh aku tidak bisa memaafkan diriku sendiri." katanya lagi. 

"Selama ini, aku selalu menyakiti hatinya. Aku selalu menyakitinya." katanya terisak-isak.

Raka semakin iba melihat nasib Sasika. Ia tahu, Saskia sebenarnya gadis yang apa adanya. Ia juga tahu, pak Joko adalah ayah yang hebat untuk anaknya

"Aku mengerti perasaanmu, Saskia. Penyesalanmu sangat wajar kau rasakan. Tapi, jangan terus kau salahka dirimu sendiri. 

"tuturnya dengan pandangan lurus.

Ucapan Raka terasa sejuk di hati Saskia. Tapi amat getir mengenang apa yang sudah ia berikan pada pak Joko. membayang di depan matanya masa kecil yang sangat bahagia. Limpahan kasih sayang Pak joko tak terbelikan dengan apapun. Pengorbanan Pak Joko, ia sadar tak terbatas dan tak lekang dimakan waktu. Beberapa jam kemudian.  Salah seorang suster keluar dari ruang ICU.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun