Mohon tunggu...
Jemat Pinggiran
Jemat Pinggiran Mohon Tunggu... Foto/Videografer - GM Wenput Yubu
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suaraku adalah Penaku, Menulis Untuk Hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Nilai Babi di Masyarakat Meck Wenput

11 Februari 2022   08:59 Diperbarui: 11 Februari 2022   09:05 637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Gambar Ilustrasi Babi. Dok, pribadi Tangan Ajaib tahun 2019)

Dinamika kini pemberitaan Injil memperkuat argumentasi agama masyarakat yang menjadi landasan pandangan hidup tadi. Orang tua pada waktu lalu memberikan persembahan kepada yang di rasa paling berperan dan campur tangan didalam kehidupan setiap individu dan kelompok dalam masyarakat. Dan sekarang perakteknya persembahannya diberikan di dalam tiap-tiap kebaktian, seperti kebaktian hari minggu, hari-hari tertentu dalam tradisi kristen seperti korban persembahan syukur diakhiri tahun sebelum memasuki Natal dan persembahan pemeliharaan dan perlindungan di awal tahun baru.

 NILAI BABI DALAM KEBUDAYAAN MATERIL
Kebudayaan Materil itu ada hubungannya dengan unsur-unsur kepercayaan dalam agama asli masyarakat. Kebudayaan materil yang telah dibakar dalam api. Pada waktu kebudayaan materil ini dibakar, sebagian kampung masyarakat menyerakan dengan kerelaan. Masyarakat dari sebagian kampung lainnya melakukan perlawanan.

NILAI BABI DALAM EKONOMI
Di tahun 1960-an babi ditukar dengan kapak besi, parang dan babi yang dibawa oleh misionaris. Fungsi kapak sangat bermanfaat dalam mengantikan kapak batu, dipakai sebagai alat berhiasan laki-laki dan perempuan pada waktu upacara dansa.

Babi dipotong saat kunjungan tamu-tamu yang datang dari kampung lain, dan juga dari luar daerah yalimeck. Babi sering dijual seekor dengan berbagai variasi harga sesuai dengan besar kecilnya ternak babi. Harga babi sekarang rata-rata 10 juta hingga 20 an juta, harga sapi lebih rendah dari babi. Orang yalimeck tidak ada pendapat nilai uang perbulan antara tahun 1970an hingga 2003, babi mampu menyekolahkan siswa-siswa dari daerah ini. Banyak yang sudah berhasil karena hasil ternak babi. Karena siswa-siswa lulus dari sekolah dasar melanjutkan ke kota wamena dan jayapura waktu itu tidak ada pemekaran kabupaten Yahukimo dan dibiayai dengan hasil jual ternak babi.

Bila anak sekolah minta biaya kepada orang tuanya di kampung, orang tua menjual ternak babi dengan cara potong atau dengan babi hidup kepada petugas gereja atau guru sekolah dasar dan mantri. Ia bertanggung jawab menanggung biaya studi anak di kota.
Sekian pentingnya babi dalam pandangan masyarakat yalimeck dari dulu hingga tahun 2003 dan tahun 2003 hingga kini nanti saya akan ceritakan di lain waktu.

Akhir dari Tulisan saya Singkat ini, saya ingin mengajak para pembaca budiman terutama para kaum mudah papua yang pernah kita dengar cerita dongeng dihonai, yang pernah belah kayu bakar, yang pernah berburu kukus, burung, Dan yang pernah berkebun bersama orang tua waktu lalu dikampung, Mari kita menuangkan pengalaman Itu dengan mencoba menjadikan cerita-cerita lisan ini kedalam Tulisaan.

Syalom selamat membaca, semoga bisa bermanfaat bagi begiat literasi budaya papua.
Semangat pagi Allah jaga.

Dekai 10 Feberuari 2022
Na: Tangan Ajaib
Penulis adalah Jemat Pinggiran Penikmat Debu Jalanan

Sumber Tulisaan ini dari:
1. Certa dongeng Para orang tua di honai Kampung saya Wenput.
2.Buku karangan I. R. Silak
3. Hasil diskusi Dan Wawancara penulis dengan Bapak Benyamin T. dikampung Walae.
Jika ada kesamaan judul, Thema atau isi dari tulisan ini maka saya sampaikan mohon untuk dimaklumi Karena saya sama sekali tidak menyiplak tulisan ini dari siapapun selain Sumber yang saya sebutkan Di atas. Tulisan ini lahir murni dari cerita-cerita para orang tua yang pernah penulis dengar dikampung.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun