Mohon tunggu...
Mirah Delima
Mirah Delima Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar dan Mendengarkan

Belajar dan Mendengarkan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengapa Mural Bikin Takut?

25 Agustus 2021   08:25 Diperbarui: 25 Agustus 2021   14:32 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

8) Menjadi seniman tidak dibedakan oleh ras, jenis kelamin, kelas sosial, dan usia.

9) Seni jalanan adalah desentralisasi dan adanya kontrol nyata dari produsen ke konsumen secara sosial

10) Bisa menjadi kota utama seni jalanan, atau kota terdepan dari berbagai tren seni.

Figure 3: When blood sees blood [...]. 
Figure 3: When blood sees blood [...]. 

Idealnya Mural 

Kalau seni mural bisa menjadi "wadah-wadah" perwujudan dan pengungkapan hasrat, angan-angan, ketakutan, dan aspirasi manusia—para penjelajah kreativitas ingin menawarkan pertanggungjawaban atas sisi-sisi terbaik dan terburuk manusia. Ruang inilah yang juga menjadi tempat hak asasi manusia (Gilmore 2006: 190).

Lalu apa yang dilakukan pemerintah atas mural-mural yang ada dan akan berkembang terus? 

Baiknya pemerintah memberikan perhatian untuk berbuat lebih. Salah satunya dengan menjembatani  dan merespon "wadah-wadah" atas seni graffiti dan mural. Memahami dan mengerti timbulnya pergeseran visual dari seni mural. Pemerintah mengatur dan berperan secara bijak dan nyata. Artinya dengan memperhatikan hak-hak asasi manusia. 

Tindakan pemerintah berupa kebijakan-kebijakan nasional dan memberikan ruang baru untuk merespon pernyataan-pernyataan lain. Memfasilitasi ruang publik untuk menciptakan negosiasi dan dialog dan sebagai interaksi dan komunikasi ke seniman.

Sebab, sebenarnya... dari seni jalanan inilah membantu menunjukkan kesenjangan kaum urban dan kisah-kisah yang tak tersampaikan. Dan memberi sebuah platform untuk mempertanyakan peraturan-peraturan yang masih berbentuk teori dan tidak dipraktikkan. 

Semoga mural-mural mendatang bisa berkembang baik dan pesat, dan pemerintah ada hadir dalam ruang publik yang berisikan dialog, komunikasi, kebijakan-kebijakan nasional untuk menjawab kondisi sosial, karena seni jalanan memiliki andil dalam perlindungan hak-hak: menuntut ‘…keadilan bagi semua’

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun