Mohon tunggu...
Mira Gustiani
Mira Gustiani Mohon Tunggu... Koki - Pelajar SMA Negeri 01 Padalarang

Hidupku bermanfaat hidupku menyala

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel | Kebersamaan Keluarga, Surga Nyata di Dunia

4 Februari 2020   12:13 Diperbarui: 4 Februari 2020   12:27 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Saudara aku Maudipun menjelaskan dan mewanti-wanti untuk hati-hati

"yuk Mud, nanti ketinggalan sama mereka" ujarku..

Tungguuuuu gaiss, liat sekarang giliran aku yang bawa sepeda. Dengan so jagonya akupun membawa sepeda dengan ngebut, hingga saudaraku yang lain teriak-teriak "awasss Cahe hati-hati, liat kanan kiri"

"Mud kita ngebut yah, pegangan" kataku

Huuuuuuuuuuuuu seru sekali....

Tiba-tiba karena saking cepetnya aku mengendarai sepeda gas, hingga lupa untuk mengerem dan gak tau cara mengerem. Di depanpun ada tempat sampah besar, dan saat itu juga sepeda yang aku kendarai kehilangan arah, bingung cara memberhentikan sepeda, dan rasanya ngegas itu adalah mengerem"

"mud mud ini gimana, kok ga berhenti" ujarku dengan ketakutan

"teh Mir rem, rem" jawab Maudi dengan teriak ketakutan

"mana Mud gak bisa"

Waktupun terasa cepat hingga sepeda yang aku kendarai menabrak tempat sampah gede dekat toko baju yang bersebelahan dengan tempat sampah tersebut hingga kami terjatuh ke toko baju tersebut sampai baju baju yang berdiri tegak dipapan berdiri semua beraantakan jatuh tertimpa oleh aku dansepeda, yang aku ingat saat itu aku terjatuh sendiri. Ternyata saudara yang kau bonceng dia lompat saat saat tiba akan terjatuh dan aku dibiarkan terjatuh sendirian. Roda sepedapun berputar cepat, padahal sepeda ikut jatuh bersamaku.

Di situ aku mencari saudaraku yang aku bonceng, lah ternyata ada di belakang jauh dari tempat terjatuhnya aku. Semua saudara akupun tertawa dari kejauhan tapi dengan rasa kaget karena melihat aku yang jatuh hingga berbaring. Merekapun menghampiri saat aku berteriak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun