Mohon tunggu...
MIQDAD ALFATIH
MIQDAD ALFATIH Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa Musik

Suka observasi, kalo ga ngantuk.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis La Plus Que Lente Karya Claude Debussy

24 Desember 2022   19:41 Diperbarui: 24 Desember 2022   19:43 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis menganalisa karya ini  melalui dua pendekatan aspek, yaitu parametris dan non-parametris, dengan intensi untuk mendapatkan lebih banyak sudut pandang, karena ada beberapa argumen yang lebih akurat setelah dilihat dari sudut pandang lain, baik aspek parametris terhadap non-parametris atau sebaliknya. Aspek parametris yang dimaksud disini meliputi; bentuk (form), pitch atau frekuensi (tinggi rendah nada), Artikulasi, Timbre (warna suara/bunyi) dan Durasi (tempo, ritme), sedangkan aspek non-parametris yang penulis maksud adalah kesan afektif penulis beserta latar belakang karya, termasuk latar belakang komposer.

Mengulas sedikit kehidupan sang komposer, Claude Debussy lahir pada tanggal 22 Agustus 1862 di Perancis, tepatnya di Saint-Germain-en-Laye, bagian utara Paris. Ia disebut sebagai komposer musik impresionis pertama, (meskipun Debussy sendiri menolak terminologi tersebut). Debussy lahir dari keluarga sederhana, ia mendapatkan pelajaran Piano pertamanya di umur 7 oleh ibu kerabatnya yang merupakan musisi, dinilai memiliki bakat dan perkembangan yang signifikan, ia diterima ke dalam Konservatori Musik Paris pada umur 10. Selama di konservatori, para guru memiliki kesan yang berbeda-beda terhadap Debussy, ada yang menganggapnya mahasiswa yang angkuh dan malas, ada juga yang beranggapan memiliki masa depan yang cerah. Hingga memasuki umur primanya, ia tumbuh sebagai musisi yang idealis.

Karya ini merupakan Komposisi Piano solo yang dipublikasikan sekitar tahun 1910, berjudul 'La Plus Que Lente' yang memiliki arti 'Lebih dari lambat'. Menariknya, sang komposer tidak bermaksud untuk karya ini dimainkan sesuai judulnya, justru ia memberikan kebebasan kepada para interpreter dengan memberi tempo molto rubato con morbidezza yang berarti bebas dengan lembut. 'Lente' atau lambat yang dimaksud oleh komposer adalah genre musik 'Valse Lente' yang sedang populer di masa itu, seorang kritikus musik asal Inggris Frank Howard mengutip bahwa, merupakan ciri khas humor Debussy memberi nama suatu karya untuk menyindir suatu fenomena sosio-kultural.

Untuk memudahkan proses penjelasan, penulis banyak memberikan identitas suatu konteks dengan membedakan warnanya.

  1. Pengenalan

Pada Bagian A, Musik diawali dengan motif 2 nada F dan Ab, motif tersebut berkembang dengan kedua nadanya diulang ulang selama 8 bar. Sesuai dengan gambar, tonalitasnya terletak pada Gb Mayor dengan Birama sebagaimana Waltz kebanyakan. Ada dua hal yang menarik bagi penulis disini, yang pertama adalah Harmoninya.

Debussy mengawali harmoni dengan akor diluar tonalitas Gb Mayor, ia mengawalinya dengan Gb minor, hal ini menyebabkan rasa harmoninya berada di tingkat 4 minor dari tonalitas Db Mayor, sehingga besar kemungkinan para apresiator keliru dalam mengidentifikasi tonal tanpa melihat partiturnya. 

Yang kedua, Debussy memberikan pola permainan tangan kiri atau pergerakan bass berbeda dengan waltz kebanyakan. Di tema awal ini, dari bar 1 hingga 8, bassnya memainkan tingkat 1 dan 5 dari Gb yang naik turun. Dari latar belakang yang penulis singgung di awal, hal ini dapat diasumsikan sebagai salah satu cara kritik debussy terhadap musik valse lente yang terlalu 'serupa' dan repetitif.

Setelah 7 bar berada di Tonal yang sama, Debussy menyelesaikan frase 1  ke tingkat 6 dominan 7 yaitu Eb7 namun pada inversi 1. Bass yang berada di G natural menjadi wajar  melihat di bar selanjutnya Bass ditahan pada Ab selama 3 Bar. 

Pergerakan harmoni pada frase ke 2 bergerak dari tingkat 2(Abm7) ke tingkat 4 inversi 2 (Cb/G), dengan melodi motif 1 yang dikembangkan, lalu  diakhiri oleh melodi yang jika disusun secara vertikal membentuk tingkat  2(Abm13).

Bar 18-24, pengulangan frase 1 dilanjut dengan pengulangan Frase 2 namun dengan sedikit pengembangan yang juga berperan sebagai jembatan untuk masuk ke bagian B

Pengembangan terletak pada melodi yang ditandai oleh ekspresi En serrant yang berarti lebih cepat secara bertahap hingga masuk tanda 'Retenu' yang berarti terkendali. Melodinya bergerak menurun dari tingkat 4 (Cb) hingga ke tonika (Gb), untuk pertama kalinya tonika muncul pada karya ini. Rubato, menjadi tanda masuknya bagian B.

2. Tema baru & Modulasi

Pada gambar 1.4, terihat motif melodi pada frase ini adalah motif melodi not quaver () yang naik berurutan. Di 4 bar setelah tanda Rubato (bar 33-36), musiknya terkesan seperti tanya jawab, bar 1 dan 3 melodi bertanya, dan bar 2 dan 4 harmoni jawaban. Lalu, dari bar 37 hingga 43 melodi tanya terus naik dari tingkat 6 (Eb7) hingga 2 (Abm13) dan diakhiri dengan kembalinya harmoni jawaban yang juga menjadi jembatan modulasi ke frase 4.

Di Frase 4, tonalitasnya berubah ke Eb Mayor, begitupun dengan motif melodinya. Sebagaimana pada gambar 1.5, motif dasarnya terdiri dari 1 quarter note dengan dot (.) dan tiga quaver not. Selain itu, tanda ekspresi yang berubah juga sangat merubah rasa permainannya, 'Appasionato' yang berarti penuh semangat berpengaruh terhadap perubahan artikulasi dan tempo yang mana memberikan kontras dengan frase sebelumnya yang bebas. Sehingga frase ke 4 ini seperti sebuah pernyataan/kesimpulan dari kalimat tanya jawab sebelumnya. Sepanjang 4 bar, harmoninya bergerak dari Eb7-Eb7/G-Ebdim/Gb-Bb7/F, dan 4 bar selanjutnya pengulangan.

Berakhirnya Frase 4 ditandai dengan kembalinya kalimat pertama, bagian ini dapat kita namakan dengan A', baik frase 1 ataupun 2, terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada unsur harmoninya, tidak terlalu banyak pada unsur ritmik. Pola harmoni di frase 1 bergerak di tingkat 1 minor, namun di bagian A' ini, pola harmoninya bagaikan tanya jawab sebagaimana melodi pada frase 3, harmoni tanya pada tingkat 2 minor dan dijawab dengan tingkat 5, pola ini berulang 3 kali dengan perbedaan bass yang naik turun, frase 1 diresolusikan ke tingkat 4. Ada tekstur yang menarik pada jembatan antara perpindahan frase 1 ke 2 pada bagian A' ini, yaitu terdapat Arpeggio not 1/32 yang jika disusun menjadi akor Ab9 (2 mayor 9) yang merupakan melodi dari frase 2,  kemudian tak berbeda dengan frase 2 pada bagian A, melodinya diresolusikan pada Tonika (Gb mayor). 

Berlanjut, terdapat dilema dalam pemberian nama untuk bagian setelah A' ini, penulis merasa bagian ini memiliki banyak kemiripan dengan bagian B untuk disebut bagian baru, terlalu berbeda untuk disamakan namanya, namun akhirnya penulis mengkategorikan ini sebagai bagian baru dengan pertimbangan terdapat modulasi dan frase/kalimat baru di dalamnya. 

Bagian C dimulai dengan tanda en animant yang berarti 'menjiwai',  frase 5 motifnya merupakan gabungan motif 1 dan 2, yang sama dengan bagian A' adalah polanya, yaitu bagaikan tanya jawab, bedanya, terdapat pola tanya jawab baru yang ditekankan dengan tanda ekspresi cdez yang berarti menyerah, kemudian diulang dan lebih ditekankan dengan tanda Cdez encore plus yang berarti lebih menyerah, pertanyaan tersebut diresolusikan dengan frase baru / frase 6 yang cukup ambigu, karena terasa membingungkan untuk sebuah kesimpulan. 

Frase 6 pada motif ritmiknya serupa dengan frase 4, begitupun perannya, namun harmoninya tidak memberikan kesan resolusi atau akhir dari sebuah tema. Pola harmoni terletak pada klef bass yang membentuk tetra-chord dari tingkat 2 naik berurutan kemudian turun kembali ke tingkat 2 yg disambung dengan rasa letih dari frase 5 yang ditandai moins anim (kurang semarak), lalu dijawab lagi dengan antusiasme tanda anim (hidup) frase 6 yang keseluruhan notasinya naik 2 not, perubahan akor G# yang tadinya diminis menjadi minor  memberikan kesan modulasi sementara ke E Mayor, lalu frase 5 muncul menjembatani untuk kembali ke frase 1 lagi.

3. Pengulangan & Penutup

Kembalinya Frase 1 penulis tandai dengan Bagian A''. Pada bagian ini, perbedaan terletak pada harmoni dan ritmik bassnya, melodi frase 1 diiringi dengan tingkat 5 Db mayor bukan minor, bass nya bergerak turun dengan 2 not quaver dan 2 not quarter, pola ini bergerak sama selama 6 bar. Di bar 7, harmoni diresolusikan sama sebagaimana pada bagian A, yaitu ke 6 mayor dan disambung dengan frase 2 dan dilanjut dengan pengulangan frase 2 yang juga beda harmoninya, ia bergerak berurutan dari 2#/3b dim - 3 minor - 2# dim - 5 - 2#dim -  5, tingkat 5 terakhir sekaligus sebagai kadens untuk kembali ke pengulangan frase 1 yang harmoninya berada di tonika. 

Pengulangan frase 1 yang kedua dibedakan dengan melodi yang bermain secara oktaf dan harmoni Gb mayor yang dimainkan secara broken chords / arpeggio pada tangan kiri. Harmoni berurutan dari Gb - Bb minor - D Aug - Cbmaj7, diakhiri dengan arpeggio 1/32 akor Ebm6  ke melodi En serrant yang berakhir ke tingkat 7b, lalu motif 1 diulang namun dengan harmoni tingkat 5 inv 2, lalu diulang lagi dan berujung dengan kadens tingkat 5 untuk ke Frase 7.

Frase 7, secara struktur pola ritmik masih menyerupai Frase 1, namun secara melodi dan harmoninya sangat berbeda, oleh karena itu penulis mengkategorikannya sebagai frase baru, juga karena kalimat ini merupakan penutup. Debussy mengarahkan para interpreter untuk memainkan bagian ini dengan De plus en plus lent et pp jusqu' la fin yang berarti 'Lebih lambat dan lebih lambat dan pp (pianissimo) hingga akhir'.

Setelah begitu banyak kalimat tanya yang tidak mendapatkan resolusi, Debussy akhirnya memberikan jawaban di kalimat akhir, hal ini dapat kita indikasikan dengan motif frase yang merupakan tingkat 3 & 5 sebuah akor. Pada frase 1 beserta perkembangannya, melodi naik turunnya terletak pada nada F dan Ab, dan nada tersebut adalah tingkat 3 & 5 dari harmoni yang mengiringinya yaitu Db mayor, sedangkan pada frase 7 ini motif 1 yang naik turunnya merupakan not Bb dan Db (gambar 2.1) yang adalah tingkat 3 & 5 dari tonika pada tonalitas ini yaitu Gb Mayor. Harmoninya, secara berurutan selama 8 bar merupakan GbMaj7 - Gb7 - Ebm inv 1 - Gb Aug inv 2 - Gb, musik diakhiri dengan 3 not quarter Gb di register yang berbeda dimainkan dengan staccato.

4. Kesimpulan

Keragaman harmoni, kaya akan tekstur, kebebasan ekspresi, dan masih banyak yang dapat kita simpulkan dari perjalanan musik sepanjang 148 bar ini. Namun yang paling menarik perhatian penulis adalah bagaimana Debussy menggunakan harmoni sebagai alat utama ia bercerita. Seperti yang sudah kita temukan pada proses analisis, hampir pada setiap pengembangan suatu frase, yang paling berbeda adalah harmoninya. Ia menghadirkan suasana yang berbeda-beda melalui melodi yang sama dengan harmoni yang berbeda, tidak ada pengulangan suatu frase yang sepenuhnya sama, selalu ada perubahan, khususnya pada harmoni. 

Pergerakan fungsinya tidak sesederhana Tonika - Dominan, atau Tonika - Submedian - Supertonika - Dominan, kalaupun terdapat modulasi, modulasi yang Debussy gubah tidak hanya mengulang templat fungsi barusan, hanya 3 Kadens yang membawa ke harmoni ke Tonika, pola penggunaan harmoninya tidak repetitif dan cukup sulit untuk ditebak.

Dengan Harmoni, Debussy memberikan fenomena baru dalam musik, ia sangat bereksplorasi pada perannya, berikut analogi dari kesan afektif penulis saat menganalisa musik ini:

Penggunaan harmoni musik pada umumnya berawal dari rumah (tonika) kemudian berkeliling dunia, saat waktunya selesai, ia kembali ke rumah, bedanya, Debussy bercerita kepada kita dengan kalimat yang ia bawa dari rumah berkeliling dunia, saat waktunya habis, alih-alih kembali ke rumah, ia membawa kita ke dunia yang berbeda, ia membawa kita berkeliling disana kemudian mencari rumah baru, saat rumahnya ditentukan, ada yang berbeda, rumah tersebut rasanya tidak nyaman, sehingga ia membawa kita keliling semesta hingga akhirnya menemukan rumah yang pertama. Ekplorasi harmoni yang Debussy bawa di musik ini menyebabkan penggunaan 6b pada kadens di kalimat terakhir pada karya ini memberikan kesan rumah pada tonika menjadi terasa lebih melegakan.

Satu kata yang dapat penulis simpulkan dari karya ini adalah "Revolusioner".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun