Mohon tunggu...
miqdad addakhil
miqdad addakhil Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Saya sebagai mahasiswa UIN raden Mas Said Surakarta

Hobby saya banyak ada futsal, ada badminton, ada lari, dll

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Review Skripsi "Pengaruh Religiusitas Pengetahuan Dan Fasilitas Terhadap Minat Menabung Generasi Milenial Kabupaten Sukoharjo di Bank Syariah

2 Juni 2024   00:06 Diperbarui: 2 Juni 2024   00:06 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini yaitu metode kuantitatif yang berlandaskan pada filsafat positivisme dengan data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik

Dari hasil skripsi diharapkan bisa memberikan solusi atas permasalahan di masa depan

Demikian alasan saya dalam mengambil review skripsi ini, saya berharap review ini berguna bagi mahasiswa yang ada di Indonesia terutama mahasiswa UIN RMS 

Pembahasan  

Latar belakang 

Seiring berjalannya waktu serta semakin banyak pula indrusti Lembaga keuangan khusunya diperbankan kini semakin banyak muncul bank-bank swasta yang memiliki asset yang sangat besar salah satu banknya yaitu bank Syariah Bank Syariah adalah bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam, maksudnya adalah bank yang dalam operasinya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalah secara Islam, Bank syariah muncul pertama kali di Indonesia pada tahun 1998 yaitu Bank Muamalat Indonesia, dan semenjak itulah industri perbankan syariah terus mengalami perkembangan dengan bermunculnya bank-bank syariah lainnya seperti Bank Syariah Mandiri, Bank Rakyat Indonesia Syariah, Bank Negara Indonesia Syariah, Bank Central Asia Syariah, dan lain sebagainya. 

Semakin banyaknya jumlah bank syariah membuktikan bahwa masyarakat memberikan apresiasi yang positif terhadap perbankan syariah. Industri perbankan syariah di Indonesia mempunyai peluang yang sangat besar untuk terus maju, hal ini di dasari bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di dunia Seperti pada bank syariah umumnya bank syariah merupakan lembaga intermediet atau lembaga yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali ke masyarakat. Peran bank syariah sangat sentral karena dalam menghimpun dana harus seimbang dengan apa yang disalurkan. Penerapannya tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan volume penjualan, akan tetapi juga perlu memperhatikan minat menabung masyarakat. Bank memiliki beberapa sarana yang harus dicapai, salah satunya adalah memberikan informasi yang benar-benar dibutuhkan nasabah dalam hal keuangan pada saat dibutuhkan

Menabung memerlukan dorongan agar perilakunya dapat terealisasikan dengan baik. Seorang calon nasabah pada saat akan menabung pada suatu bank akan mempertimbangkan terlebih dahulu manfaat dan tujuan dari menabung. Selanjutnya mulai mencari-cari informasi tentang produk bank yang cocok dengan kebutuhan dan prinsipnya. Setelah itu dilakukan kegiatan menilai, mencari, dan memakai jenis tabungan yang dibutuhkan, maka dapat disimpulkan bahwa untuk merealisasikan suatu kegiatan menabung diperlukan sebuah kemauan yang kuat dan niat untuk melakukannya. Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia, menurut data dari Worldometers dalam (databoks.katadata.co.id) Indonesia pada tahun 2019 memiliki jumlah penduduk mencapai 269 juta jiwa atau 3,49 % dari total populasi

dunia (Jayani, 2019). Indonesia sedang memasuki era baru demografi atau yang lebih

dikenal dengan bonus demografi yang ditandai dengan semakin banyaknya generasi milenial yang memasuki usia produktif yang semakin mendorong perkembangan ekonomi kedepannya.

Generasi milenial menurut Generation Theory yang dicetuskan karl Manheim yaitu generasi yang lahir pada rasio 1980 sampai dengan 2000, generasi milenial juga disebut dengan generasi y, generasi ini cenderung lebih suka menghabiskan pendapatannya untuk kegiatan yang sifatnya konsumtif dibanding menabung. Berdasarkan penelitian IDN Research Institute yang dirilis dalam acara Indonesia Millennial Summit (IMS) tahun 2019, milenial hanya mampummengalokasikan 10,7 % untuk keperluan menabung dari pendapatan rutin mereka. Para milenial cenderung menghabiskan pendapatan bulanan mereka untuk kebutuhan bulanan yang mencapai 51,1 % serta untuk keperluan lainnya seperti hiburan 8,0 %, asuransi dan internet sama-sama 6,8 %, kebutuhan telepon 6,0 %, untuk beramal 5,3% dan cicilan hutang 3,3 % (Siregar, 2019).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun