Mohon tunggu...
Nurlaely Miradina
Nurlaely Miradina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pamulang

Konten kreator

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makna Sastra Untuk Kita

1 Desember 2022   08:57 Diperbarui: 1 Desember 2022   09:17 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk memahami bahasa yang digunakan pengarang tersebut tentu harus memiliki pengetahuan mengenai gaya bahasa.
Demikian pula ketika akan menulis karya sastra. Untuk menulis sastra, seseorang harus memiliki penguasaan bahasa yang baik. Mulai dari penguasaan kosa kata (diksi), pemakaian gaya bahasa, penyusunan kalimat, pengembangan
paragraf, dan sebagainya. Bisa dipastikan, seseorang yang tidak memiliki penguasaan bahasa yang bagus, tentu tidak dapat menghasilkan karya sastra yang berkualitas. Bagaimana seseorang akan mampu mendeskripsikan seorang tokoh dalam prosa dengan baik sementara ia tidak memiliki pengetahuan mengenai
karakteristik paragraf deskripsi?
Di sisi lain, bahasa juga memanfaatkan sastra untuk mengembangkan dirinya.
Hal ini lantaran bahasa dalam karya sastra seringkali memiliki makna tersirat di
balik makna yang sesungguhnya. Dalam sastra, bahasa sering kali menjadi lebih
kaya. Oleh karena itu, seseorang yang sering membaca karya sastra akan memiliki kekayaan bahasa bahkan juga kekayaan berbahasa. Melihat kekayaan bahasa dalam sastra, seseorang dapat memanfaatkan sastra untuk belajar bahasa. 

Misalnya, melalui prosa seseorang dapat belajar tentang paragraf deskripsi karena dalam sastra pengarang sering menggunakan deskripsi untuk menggambarkan tokoh atau pun latar. Melalui puisi, seseorang juga dapat belajar beragam majas, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian di atas, bahwa dalam mempelajari sastra tidak akan terlepas
dari bahasa, dan sastra pun dapat digunakan sebagai sarana belajar bahasa.
Selain itu juga, makna sastra begitu luas. Bukan hanya yang sudah terurai di atas
saja, melainkan belajar sastra pun mampu mengasah ragam kecerdasan. Kecerdasan
timbul karena kita mampu memanfaatkan dan memperkaya waktu dan wawasan.
Salah satu hal yang mampu membangkitkan kecerdasan kita dalam bersastra ialah dengan membaca, terutama membaca karya-karya sastra orang lain. Seperti yang diungkapkan Taufik Ismail bahwa Kecintaan membaca buku dalam bidang apapun, secara awal ditumbuhkan melalui kecintaan membaca karya sastra. Sastra memang kaya
akan ide/gagasan, sastra dekat dengan situasi dan kondisi siapapun dan di mana
pun kita berada.
Belajar sastra mampu mengasah ragam kecerdasan. Terdapat tiga kecerdasan
yang bermanfaat dan bermakna dalam sastra, yaitu kecerdasan emosional,
kecerdasan kreatif, dan kecerdasan intrapersonal & natural. 

Kecerdasan Emosional 
yaitu kecerdasan dalam memahami dan mengelola emosi yang ada di dalam diri.
Terdapat 5 aspek yang membangun kecerdasan emosi, yaitu 

1. Memahami emosiemosi sendiri

2. Mampu mengendalikan emosi-emosi sendiri

3. Memotivasi diri sendiri

4. Memahami emosi-emosi orang lain

5. Mampu membina hubungan
sosial. 

Kecerdasan emosional akan terasah apabila membaca karya sastra yang
mengandung unsur intrinsik dan ekstrinsik, begitu pun dengan mengenali alur cerita, konflik-konflik, dan karakter para tokoh yang ada di dalamnya.
Kecerdasan kreatif yaitu kecerdasaan yang timbul melalui cara berpikir atau
imajinasi. Imajinasi akan timbul apabila sebelumnya kita membaca kemudian memiliki keinginan untuk mengalihkannya ke dalam tulisan. Membaca karya fiksi 
mampu membangkitkan imajinasi karena memerlukan pembacaan yang mendalam dan berulang berbeda dengan karya nonfiksi. Hal tersebut akan mengasah cara berpikir kita semisal memahami puisi atau cerpen yang terdapat kata-kata simbolik, petunjuk-petunjuk yang samar, dan pesan yang tersembunyi. Dengan demikian kecerdasarn kreatif dalam diri kita mampu ditumbuhkembangkan selama memiliki keinginan dalam membaca dan menulis.

Selanjutnya Kecerdasan Intrapersonal & Natural, yaitu kecerdasan yang berasal dari dalam diri dan di luar diri. Karya sastra bisa bersumber dari dalam diri yaitu melalui perenungan. Merenungi kejadian atau peristiwa yang telah berlalu merupakan salah satu cara dalam memperoleh idea tau gagasan. Intrapersonal merupakan kecerdasan yang mampu berkomunikasi dengan diri sendiri. Selain itu, sumber karya sastra bisa dari luar diri yaitu lingkungan sekitar atau alam. Ide-ide yang imajinatif biasanya kita dapatkan dari alam sekitar, bisa dari rumput-rumput hijau, pegunungan, hutan, sungai, laut, dan lain-lain. Semakin dekat dengan alam sekitar, maka semakin meningkat pula kecerdasan intrapersonal & natural yang ada di dalam diri kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun