Mohon tunggu...
Indri Hapsari
Indri Hapsari Mohon Tunggu... Pengajar -

Perangkai aksara dalam ruang 3 x 3

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tentang Lelaki

18 Januari 2014   12:59 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:43 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kepalanya hanya mengangguk. Gurat wajah orang itu asing di matanya. Pernahkah Bapak ini membeli opakku? Batinnya.

"Opaknya masih ada?"

"Masih, ada dua puluh lima, Pak..." suaranya sesegukan.

"Loh, kamu kok nangis?"

"..."

"Sini-sini, saya beli semua opakmu, supaya kamu nggak nangis lagi. Ini juga untuk istri saya yang sedang ngidam."

Seketika hormon yang membawa bahagia disekresikan dalam tubuh gadis itu. Opaknya pun berganti dengan selembar uang bergambar presiden pertama Indonesia.

"Ambil saja kembaliannya," senyum merekah di bibir Bapak itu, diikuti rekahan senyum si gadis.

"Kamu pulang ke mana? Mau Bapak antar?" Pelanggannya itu menilik jam. "Sudah jam sebelas ini, ayo naik, biar Bapak antar kamu."

Setengah jiwanya menolak. Teringat pesan Ibunya tentang orang asing. Tapi, setengah yang lainnya ternyata lebih dominan. Naik mobil mewah adalah impiannya, ya, impiannya. Meskipun sekarang, mobil mewah ini bukanlah miliknya.

Pelanggannya pun tahu betapa perih hidup gadis itu. Dua puluh lima opak yang tersisa itu, jika tak habis. Maka ia tak bisa membeli obat untuk Ayahnya yang sakit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun