Mohon tunggu...
MinOz Kimchi
MinOz Kimchi Mohon Tunggu... -

BMI menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

You are My Angel (2)

28 Oktober 2014   15:25 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:27 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Bagaimana pun juga , kalau nak Diaz mau serius sama neng Ipeh , bapak hanya bisa mendo’akan semoga kalian berjodoh dan bisa hidup bahagia ” .

“ Iya nak Diaz , semoga kalian berjodoh ya … ” . Kata Ibunya Ipeh dengan senyum merekah di wajahnya yang masih nampak anggun meski usianya sudah paruh baya .

Tinggal sisa lima hari menuju pertemuan , Ipeh di sebrang sana sedang sibuk dengan segala persiapan untuk pulang ke tanah air . Hatinya bergejolak bahagia , namun ada rasa takut menyelinap sanubarinya . Sejujurnya Ipeh takut kalau setelah pertemuan nanti , Diaz tak mampu menerima dia apa adanya . Bagaimana pun mereka kenal di dunia maya yang segalanya penuh dengan tanda tanya dan untuk mendapatkan jawabannya hanya dengan pertemuanlah .

Dia pun terkenang akan percakapannya dulu dengan Diaz , bahwa cinta tulus itu akan terbukti setelah pertemuan nanti . Jikalau setelah pertemuan itu rasa sayang keduanya semakin bertamabah itu artinya mereka saling menyukai masing-masing keperibadian diantaranya dan sebaliknya , jika rasa sayang itu luntur setelah pertemuan , itu artinya rasa yang ada di antara mereka hanya karena ketertarikan fisik semata .

Hari jumat siang Ipeh tiba di tanah air dua hari lebih awal dari jadwal yang sudah di rencanankannya . Dia sengaja pulang lebih awal dan tidak memberitahukan Diaz , maksud hati Ipeh hanya ingin terlebih dahulu minta pendapat dari keluarganya sebelum melakukan pertemuan dengan Diaz nanti.

Ternyata kedua orang tua Ipeh sangat menyukai Diaz , walaupun mereka cuman baru sekali bertemu tapi rupanya Diaz mampu memberi kesan baik di mata kedua orang tuanya . Dan restu pun telah di kantongi Ipeh , dengan begitu dia bisa dengan lega untuk menemui Diaz .

“ Selain ganteng , sikapnya sopan dan dia tidak menunjukan kalau dia masih usia 22 tahun . Intinya dia mampu berpikiran dewasa lah ” . Kata Ibunya Ipeh mengenang masa pertemuanya dulu dengan Diaz .

“ Itu yang penting , usia gak mesti jadi patokan yang penting dia bisa bersikap dewasa ” . Timpa sang bapak sembari menyeruput kopi hitamnya .

“ Jadi Ibu dan bapak sudah yakin dan merestui kami ? . Ujar Ipeh dengan pipinya yang merah merona karena menahan rasa malu . Kedua orang tuanya menganggukan kepala secara bersamaan tanda mengiyakan .

Dua hari sebelum pertemuan Diaz pun telah menyiapkan segalanya termasuk membeli sepasang cincin permata , untuk melamar Ipeh di hari pertemuan mereka nanti sesuai dengan apa yang diharapan neneknya untuk meresmikan hubungannya dengan Ipeh . Dia tak sabar menunggu hari esok , dan waktu pun serasa lamabat berjalan . Tak biasanya dia segerogi saat ini , biasanya dia selalu super pede dengan lawan jenis yang mau dia kencani tapi kali ini dia merasa ada yang beda . Denyut jantungnya serasa berdetak tak normal , sesekali dia tersenyum sendiri layaknya idiot .

“ Ini mungkin yang di namakan cinta ? ” . Diaz membatin sambil bercermin memperhatikan setiap lekuk wajahnya yang berbentuk oval itu .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun