Tokoh Rara cukup mewakili banyak orang bagaimana tidak enaknya jika orang-orang sekitar mengomentari bentuk tubuh bahkan melontarkan kata-kata yang menyakitkan. Rasanya hidup ini bakal lebih indah dan damai jika para netizen, orang-orang yang hidup di dunia maya dan yang hidup disekeliling Kita memilih untuk membahas hal-hal yang lebih bermutu dan intelektual dibanding masalah fisik atau pamer tubuh.
2. Kemampuan lebih utama daripada penampilan
Dalam film-film sering digambarkan perempuan pintar pasti cupu, berkacamata dan penampilannya biasa saja. Sementara perempuan-perempuan yang gaul, seksi dan cantik digambarkan tidak begitu pintar. Lewat tokoh Rara dan teman-teman kantornya, Kita disadarkan bahwa dalam mengejar karier, cantik saja tidak cukup. Kecerdasan seseorang justru lebih unggul daripada kecantikan, untuk posisi-posisi tertentu.
3. Olahraga itu untuk sehat, bukan untuk Kurus!
Ada satu perkataan Rara ketika penampilannya sudah berubah dan Ia masih datang ke Gym untuk berolahraga yang sempat Saya rekam. "Olahraga itu untuk sehat, bukan untuk kurus".  Selama ini gadis-gadis banyak yang datang ke gym, gabung ke sanggar senam dengan tujuan untuk menguruskan badan. Buat apa capek-capek berolahraga kalau tujuannya untuk kurus doang. Padahal tujuan olahraga sebenarnya adalah untuk menyehatkan badan.
4. Bersyukur apa adanya
Melalui tokoh Dika, adik-adik remaja dapat belajar bahwa dalam hal menerima seseorang (mungkin dalam hal ini jadi pacar) tidak melulu karena melihat fisiknya. Dialog Dika mengenai mencintai ketidaksempurnaan dengan sempurna tepat sasaran dan sangat mengena sehingga Kita bisa lebih bersyukur dengan apa yang sudah Kita miliki dan Tuhan berikan.
5. Cantik itu relatif
Standar kecantikan semakin menjajah media sosial dan menghantui masyarakat terutama kaum perempuan yang tidak pernah bisa berdamai dengan tubuhnya sendiri. Cantik atau ganteng itu relatif, banyak ragamnya dan nggak butuh standar. Film ini menunjukkan bahwa yang ganteng ataupun cantik belum tentu bahagia. Banggalah dengan segala keunikan yang telah Tuhan berikan. Karena kecantikan itu sejatinya terpancar dari hati.
Anyway, Imperfect menjadi film penutup tahun yang sangat manis. Seperti tagline nya "Ubah insekyur menjadi bersyukur", benar-benar menjadi mantra bagi perempuan supaya mereka mau menerima kondisi fisiknya apa adanya sebagai pemberian Tuhan yang tak ternilai harganya.