Mohon tunggu...
Dian Minnie
Dian Minnie Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen - Pengacara - Conten Creator - Coppy Writing - Bisnis Owner

Suka bepergian dan menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Imperfect", Ketika Penampilan Lebih Dilihat daripada Kemampuan

4 Januari 2020   12:44 Diperbarui: 5 Januari 2020   07:42 1020
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Film yang Saya tonton untuk menutup tahun 2019 sangat mengena banget untuk Saya pribadi yang sebenarnya seringkali tidak PeDe juga karena bertubuh mungil dan berwajah baby face. Hanya saja saya terlalu pintar untuk menutupi ketidakpedean Saya dengan narsis atau mencintai diri sendiri dengan sedikit lebih setiap kali ada yang mengomentari tubuh atau wajah Saya 😀😀 

Setiap Saya bertemu dan berkenalan dengan orang baru, pasti Saya dipandang 'anak kemarin sore' yang masih belia. Bahkan seringkali dikira Saya masih berusia 23 tahun, padahal si kebalikannya 😢😢. Salah satu alasan itulah yang membuat Saya kemana-mana selalu mengenakan heels  yang lumayan tinggi untuk menutupi kekurangan Saya. 

Meskipun demikian, Saya tidak pernah mempermasalahkan penampilan karena Saya termasuk perempuan cuek dan nggak bisa dandan. Teman-teman kerja banyak yang menasehati Saya untuk cobalah berdandan sedikit saja, hari gini inner beauty itu nomor sekian. Begitulah selalu mereka menasehati Saya. 

Saya memang bukan tipe orang yang suka memperhatikan penampilan dan melihat orang dari penampilan. Dalam keluarga Saya selalu diajarkan untuk tidak cepat menilai orang dari penampilan luarnya saja. "Dont Judge The Book From The Cover." Kenali dulu baru menilai. Namun beberapa sanggahan yang seringkali dilontarkan teman setiapkali Saya narsis tidak mau berdandan ada benarnya juga, bagaimana Kita bisa tertarik dengan isi buku itu kalau cover nya tidak mendukung. Film ini sedikit menyentil Saya bahwa "Isi otak saja tidak cukup. Rupanya casing yang good looking pun diperlukan". 

Akan tetapi, melalui film ini pula Saya banyak belajar soal bersyukur. Bukan hanya bersyukur dengan keadaan fisik yang Saya miliki, tetapi juga bersyukur memiliki orang-orang di sekitar Saya yang mau menerima Saya bagaimanapun keadaan fisik dan selalu mengingatkan Saya, memberi masukan dan nasehat untuk kebaikan Saya.

Ok, lain Dian lain Rara. Rara (Jesicca Milla) tokoh dalam film ini dikisahkan memiliki gen seperti Ayahnya, berkulit hitam, rambut keriting dan berbadan gemuk. Sejak kecil Rara sudah sering dibanding-bandingin dengan sang adik, Lulu (Yasmin Napper) yang berkulit putih, wajah blesteran dan rambut lurus. Ia merasa cuek dengan hal itu. Toh Ia sudah punya pacar yakni Dika (Raditya Dika) yang menerima dia apa adanya. Sampai suatu ketika Rara harus menggantikan atasaanya di kantor. Pemilik perusahaan tempatnya bekerja meminta Rara untuk memperbaiki penampilan, sebab menurutnya Rara harus merepresentasikan perusahaan. Rara pun berusaha keras mengubah penampilannya. Di sisi lain perjalannan cintanya dengan Dika sedikit terguncang. Dika merasa dengan penampilan Rara yang baru, Rara berubah menjadi sosok yang tidak Dika kenal.

Menurut Saya, Imperfect ini benar-benar sukses menggambarkan ketakutan orang-orang melalui para tokohnya. Penggambaran insekuritas masing-masing karakternya mengajak Kita untuk berkaca dan instropeksi diri supaya lebih bersyukur dengan apa yang Kita punya. Karena Insekuritas atau ketidakpedean ternyata juga dirasakan oleh mereka yang Kita nilai ganteng, cantik bahkan terkenal. 

Film ini membuka mata banyak orang betapa body shamming sangat menyakitkan hati. Satu kalimat yang mengejek kondisi fisik seseorang bukan hanya mempengaruhi fisik itu sendiri, tetapi juga mental orang yang mendapat ejekan tersebut. 

Kesimpulan atau pelajaran yang dapat diambil dari film Imperfect antara lain :

1. No Body Shamming

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun