Mohon tunggu...
Mini GK
Mini GK Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Muda Yogyakarta

Mini GK; perempuan teman perjalanan buku dan kamu ^^ Penerima penghargaan karya sastra remaja terbaik 2015 Penulis novel #Abnormal #StandByMe #LeMannequin #PameranPatahHati

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Potret Lain dari Mandiri Jogja Marathon 2018

21 April 2018   15:20 Diperbarui: 21 April 2018   15:21 1074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diceritakan bahwa marathon dan menulis novel adalah dua kegiatan yang mempunyai kemiripan. Keduanya tidak bisa instan dan dibutuhkan napas panjang. Bukan sebuah kegiatan yang bisa dilakukan sekali jalan. Saya setuju dengan ini, apalagi setelah melihat langsung bagaimana hebohnya Prambanan minggu lalu (15/4) di mana lebih dari 8.000 peserta saling berjuang untuk menantang garis finish.

Marathon bukan hanya sebuah olahraga, setidaknya itu yang akhirnya dapat saya ambil usai melihat langsung betapa seru dan sakralnya acara ini. Marathon bagi sebagian orang juga merupakan sebuah kebutuhan layaknya nasi. Tidak heran jika hari itu saya bisa menyaksikan banyak manusia dari berbagai negara pula latarbelakang. Mereka semua adalah peserta dan mereka datang dengan tujuan yang berbeda, menurut saya.

Sebagai contoh seorang kawan, ia sengaja datang dari luar kota (menyewa penginapan) untuk ikut marathon semata-mata demi hobi dan hasrat untuk memuaskan diri (bersenang-senang). 

Ada juga yang sengaja mendaftar demi untuk bisa berkumpul atau reuni denga teman-teman dari kota lain yang juga sering ikut marathon. Mungkin ada juga yang mendaftar sebagai pelari profesional alias memang mencari hadiah (baca; uang juara). 

Bagi saya tidak masalah apa pun motivasi mereka, toh mereka yang menjalani. Seperti halnya saya yang datang ke tempat acara namun bukan sebagai peserta, setidaknya saya juga punya tujuan sendiri: menjadi saksi keseruan marathon.

ragam ekspresi pada garis finish
ragam ekspresi pada garis finish
Candi Prambanan, idola dan lari

Tidak tahu dengan yang lain tapi saya sempat galau berat mengingat banyaknya  orang yang datang ke sekitaran Candi Prambanan. Okey memang setiap hari Candi Prambanan didatangi wisatawan sudah serupa butiran gula dikerumuni semut. 

Mungkin sudah hal biasa. Tapi tidak untuk saya, saya was-was apalagi moment ini adalah moment lari-lari. Saya was-was kalau banyak kejahilan di sana sini. Misal banyak yang nyampah di sana sini, petakilan naik sana sini, nginjem rumput atau tanaman, dan lebih parah merusak segala tatanan. Sungguh saya menakutkan hal ini.

Tapi sekali lagi, saya ini seseorang yang tidak paham apa apa tentang marathon kecuali satu bahwa yang ikut biasanya punya bentuk tubuh bagus. Apa yang saya khawatirkan sejak berhari-hari lampau ternyata hanya sebatas ketakutan. 

Peserta sangat tertib, tidak ada rusuh gaduh atau apalah namanya. Panggung hiburan berjalan meriah dan sangat menghibur. Panitia juga agaknya sigap dalam segala situasi. 

Bayangan sampah yang tercecer dan menggunung langsung sirna setelah saya menyaksikan sendiri banyak panitia (relawan) yang langsung bertugas mengantongi sampah-sampah yang berserakan. Peserta juga banyak yang sadar menjaga kebersihan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun