Mohon tunggu...
mindarmi 18
mindarmi 18 Mohon Tunggu... Lainnya - alhamdulillah masih sehat sampai sekarang

penulis handal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perbandingan Ideologi Negara Indonesia sebagai Negara Republik dengan Negara Arab Saudi sebagai Negara Monarki Absolut

30 November 2024   20:38 Diperbarui: 30 November 2024   20:39 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Wahabi di bawa oleh Muhammad bin Abd al-Wahab sekitar abad ke-18 yang mempopulerkan gagasan purifikasi terhadap ajaran-ajaran Islam. . Cita-cita pemurnian Islam yang digaungkan oleh Wahabi ini sangat menentang keras terhadap segala bentuk 'amaliyyah yang berbau kufarat, sufistik, dan bid'ah.

Beberapa prinsip atau ajaran Wahabi adalah sebagai berikut:

1.Mengembalikan ajaran Islam kepada al-Qur'an dan Sunnah;

 2.Memurnikan pemikiran Islam dari tauhid yang menyesatkan dan berorientasi pada tauhid ubudiyyah;

3.Menindak tegas segala bentuk amaliyyah dan bid'ah dan kufarat. Bagi kalangan Wahabi, semua yang tidak memiliki referensi dari Nabi adalah sesat sehingga berdampak pada ketidakmampuan kalangan Wahabi untuk melaksanakan ajaran agama secara dinamis;

4.Menghidupkan semangat jihad dan lain-lain (Al-Aql, 2006).

3.Pengaruh Ideologi Dalam Sistem Politik dan Pemerintahan Arab Saudi

Dalam bidang politik, gerakan Wahabi berperan dalam mengubah gelar penguasa tertinggi Dinasti Saudi dari Amir (hanya penguasa politik) menjadi Imam (penguasa politik dan agama) dan kemudian diubah menjadi gelar Raja Imam (penguasa politik dan pemimpin agama).Gerakan wahabi memberikan perubahan dalam pemerintahan Saudi selama tiga kali,yaitu kesultanan Najd,Kesultanan Hijaz dan kemudian Kerajaan Saudi Arabia,sampai awal abad ke 20 M.                                                                      

Hubungan antara al-wahhab dan  Ibn Saud saling menguntungkan satu sama lain, diantaranya adalah:

  • AlWahhab bisa menanamkan doktrin pemerintahan Tuhan berbasis Wahhabi yang diyakininya.
  • Sedangkan Ibn Saud mendapatkan keuntungan politik dari doktrin religiopolitik yang ditawarkan oleh al-Wahhab.  
  • Untuk memperkuat posisinya di hadapan penguasa Arabia itu,Al-Wahhab menawarkan konsep ketaatan mutlak masyarakat pada penguasa, menolak musyawarah, dan melarang mereka keluar dari suatu untuk negara (Said, 2004). Tawaran Al-Wahhab tersebut turut menjadikan Arab Saudi menganut sistem pemerintahan Monarki-Absolute dengan corak keberagaman yang ultra konservatif. Dengan sistem pemerintahan tersebut tidak ada pemilihan secara langsung melainkan di turunkan secara langsung atau di wariskan secara turun temurun melalui trah keluarga saud,sehingga sistem ini menjadi berkah sendiri bagi keluarga kerajaan .   
  • Raja Abd Aziz meresmikan ajaran wahabisme untuk di jalankan oleh kebanyakan masyarakat Saudi.sehingga ajaran wahabisme menjadi lebih luas.
  • Wahabi juga memegang kendali dan pemeliharaan dua tempat paling suci yaitu Makkah dan Madinah. Pada saat yang sama, ustadz dan da'i Wahabi banyak mendapatkan pemasukan keuangan dalam jumlah yang besar dan digunakan untuk meningkatkan penyebarluasan agama Islam
  • kehidupan publik masyarakat Saudi lebih teratur dan terorganisir khususnya dalam bidang pendidikan dan peribadatan, berkat pandangan-pandangan Wahabi


  • 4. Wahabi dalam era Reformasi dan Diservikasi Ekonomi
  • Pada masa kini, konstruksi sosial masyarakat Saudi mengalami perubahan signifikan, terutama dalam hal kebebasan berekspresi di ruang publik. Perempuan, yang sebelumnya dibatasi, kini bisa beraktivitas bebas, termasuk menyetir setelah pemerintah memberikan izin pada Juni 2018. Perubahan ini dipimpin oleh Muhammad Bin Salman (MBS), yang menjadi tokoh utama di balik transformasi besar di Saudi. MBS berfokus pada reformasi birokrasi, diversifikasi ekonomi, dan moderasi keagamaan, mengubah arah negara dari yang sebelumnya ultra-konservatif menjadi lebih moderat dan terbuka.

MBS ingin merubah citra Islam Saudi yang kaku dan fundamental, dengan menciptakan masyarakat yang lebih moderat dan progresif. Sebelumnya, Raja Abdullah pernah berupaya untuk mengimplementasikan moderasi, namun terhalang oleh kekuatan Wahabi yang dominan. MBS, setelah mengumumkan visi 2030, mengambil langkah lebih berani, seperti memastikan partisipasi perempuan di ruang publik tanpa diskriminasi dan membuka tempat hiburan untuk semua kalangan.

MBS juga berkomitmen untuk memerangi ekstrimisme, meskipun tetap mempertahankan Wahabisme dalam bentuk yang lebih moderat. Langkah ini diambil untuk mendukung reformasi ekonomi Saudi, yang menginginkan keberagaman investasi dan modernisasi. Para ulama Wahabi, yang sebelumnya memiliki pengaruh besar, kini dihadapkan pada pilihan untuk mendukung reformasi atau melawannya, dengan dampak yang besar terhadap eksistensi mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun