Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Sang Pengambisi

17 September 2021   21:32 Diperbarui: 18 September 2021   03:01 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Iyan tak menjawab. Wajahnya merah membara menahan emosi.

Tak lama setelah gonjang ganjing kelakar para pegawai Kantor Kenegerian siang itu, Kepala Negeri mengumpul semua staf di ruang rapat. Wajah beberapa pegawai berusia lanjut terlihat tegang. Termasuk Pak Kedindil. Kepala Negeri merasakan adanya sesuatu yang terjadi pada beberapa pegawai ini.

"Bapak dan Ibu sekalian. Saya mengumpulkan kalian semua di ruang ini untuk menjelaskan tentang rencana mutasi di pemerintahan kita. Tujuannya jelas, untuk meningkatkan kwalitas pelayanan. Pergantian ini adalah sesuatu yang harus dilakukan. Saya ingin yang membantu saya adalah pegawai-pegawai yang penuh semangat dan penuh vitalitas. Kita semua kan tahu. Saat ini pelayanan kita terhadap masyarakat belum prima. Banyak keluhan dari warga," jelas Kepala Negeri.  

Semua yang hadir terdiam.

Usai rapat, Pak Kedindil menemui Kepala Negeri. Dengan langkah tegap dan senyum yang mempesona, Pak Kedindil masuk ke ruangan Kepala Negeri.

"Pak. Saya mohon agar surat pensiun saya segera ditandatangani. Sudah waktunya saya mengabdi untuk keluarga. Saya rasa sudah cukup sampai usia  setua ini saya mengabdi untuk masyarakat. Saya ingin pensiun, Pak. Saya akan pulang kampung saja. Biar bisa dekat dengan keluarga," jelas Pak Kedindil.

Kepala Negeri tersenyum mendengar keinginan Pak Kedindil. 

"Saya bangga dengan Pak Kedindil. Berjiwa besar dan patriotisme. Siap memberikan tempat kepada yang muda-muda untuk terciptanya regenerasi. Saya bangga dengan Pak Kedindil. Saya bangga sekali," ujar Kepala Negeri sembari menepuk-nepuk pundak Kendindil.

Pak Kedindil pun meninggalkan  kantor Kepala Negeri dengan wajah berbalut kegembiraan. Ingin rasanya ia mengabarkan kepada semua orang bahwa dia bukan pengambisi jabatan. Dirinya adalah abdi masyarakat. Bukan abdi jabatan.

Toboali, jumat barokah, 17 September 2021

Salam sehat dari Kota Toboali

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun