Dan lelaki itu pun terus menari dan menari hingga terjerembab di tanah.
Suara sakral Innalillahi Wa innalillahi dari mulut para warga menandai akhir kehidupannya di dunia. Tak ada tangisan. Tak ada kedukaan. Tak ada kenestapaan. Tak ada sama sekali.
Dan diatas pusaranya tak tertulis namanya aslinya. Hanya tertulis anak muda dengan tanggal kematian tanpa tanggal lahir. Sementara dikejauhan seorang wanita setengah tua menangisi kepergiannya tanpa mampu mendekat.Â
Suasana pemakaman makin menyepi seiring perginya beberapa penghantar yang mulai menghilang dari areal pemakaman itu. Sunyi mulai menampak diareal pemakaman umum itu. Ya, hanya kesunyian yang kini menjadi sahabatnya.Â
Toboali, minggu, 29 Agustus 2021
Salam sehat dari Toboali
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H