Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Penantang Kehidupan

22 Agustus 2021   00:39 Diperbarui: 22 Agustus 2021   00:41 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak pelak tawaran untuk berumah tangga pun acapkali ditolak oleh wanita muda itu walaupun datangnya bertubi-tubi bak mesiu yang dilontarkan lawan saat perang. Tak terkecuali datang dari pimpinan kerjanya yang pelit dan kikir itu.

Lelaki itu tak akan pernah paham dan memahami seumur hidupnya bagaimana mungkin orang terbaik disisi hidupnya selama ini harus mengubah derajat kehidupannya menjadi impoten dan terkulai bak manusia tanpa martabat diri dan arah hidup yang cerah.

Curhatan orang terbaik disisinya membutnya harus terkulai diderasnya kompetisi hidup yang makin ganas dan saling memakan antar sesama. Derajat kehidupannya sebagai manusia kini merendah dan jadi bahan perguncingan para masyarakat disetiap sudut Kota tanpa ampun. Martabat hidupnya sebagai manusia terhinakan dan menjadi trending topik perbincangan manusia penghuni Kota tanpa terapologikan. Dan lelaki itu terkulai lemah. Dihempas narasi bau.

Lelaki itu terkulai diderasnya arus kehidupan yang menghantamnya tanpa ragu-ragu seakan-akan ingin membinasakannya dalam percaturan hidup sebagai manusia lewat perbincangan yang ternyata bisa mematikan langkah seorang manusia tanpa ampun.

Suara azan bergema. Religiuskan jagad raya. Ajakan dari seorang lelaki tua bersorban menghantarkannya ke rumah Sang Maha Pencipta untuk bersujud dan memohon ampunan dan meminta petunjuk sebagai bekal hidup menatap masa depan yang makin menggganas di depan matanya yang terhinakan oleh narasi bau.

Dan lelaki itu kini berdiri tegak menatap alam dan cakrawala dengan kepala tegak dan jiwa yang bersih. Siap mengarungi derasnya arus gelombang kehidupan yang makin ganas dan buas bak di hutan rimba.

Toboali, minggu dinihari, 22 Agustus 2021

Salam sehat dari Kota Toboali

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun