Mohon tunggu...
Rusmin Sopian
Rusmin Sopian Mohon Tunggu... Freelancer - Urang Habang yang tinggal di Toboali, Bangka Selatan.

Urang Habang. Tinggal di Toboali, Bangka Selatan. Twitter @RusminToboali. FB RusminToboali.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Penantang Kehidupan

22 Agustus 2021   00:39 Diperbarui: 22 Agustus 2021   00:41 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lelaki itu terkulai. Sementara malam makin merenta. Hempasan angin malam menghantam ulu hatinya tanpa ampun. Lolongan anjing liar menghantui malamnya. Cahaya rembulan yang temaramkan hantarkan mimpi kusutnya tanpa mampu dikibaskannya.

Lelaki itu masih terkulai. Dihempas narasi bau yang terus menghujam jantungnya. Sementara cahaya mentari, sinarnya kepagian datang. Cahaya panasnya menyirami tubuh lelaki itu tanpa ampun. 

Menghangatkan naluri kelaki-lakiannya yang hampir mati ditelan narasi kotor yang diumpatkan manusia sekitar ke udara cakrawala yang bebas. Cahayanya warnai lalulintas kehidupan manusia. 

Hempasan noda dari mulut-mulut bau menghantam nuraninya tanpa ampun yang tak dapat ditepisnya. Suara kokok ayam dan derap langkah manusia berkehidupan warnai hidupnya.

lelaki itu masih tetap terkulai dihempas narasi bau yang terus menerus menghujam jantungnya hingga berdarah. Hidup adalah bagikan roda yang terus berputar. Kadang diatas, kadang dibawah. Siklus kehidupan ini sangat dipahami lelaki itu sebagai sebuah kodrati kehidupan dunia yang harus dijalani dengan senyuman dan kepahitan. 

Dan itu sungguh amat disadari lelaki itu sebagaimana yang dinasehatkan Ibunya saat dirinya masih kecil sebagai pegangan hidup.
" Hidup ini tak selalu diatas. Kadang dibawah. Maka pandai-pandailah membawa diri saat diatas biar saat jatuh tak begitu terasa sakitnya," nasehat Ibunya.

Lelaki itu dulunya adalah lekaki yang amat flamboyan. Disegani lawan dan kawan. Gagasan dan idenya kerap muncul dimedia massa. Kutipannya kerapkali menyelinap diotak kanan para pemimpin sebagai bentuk kontrol.
Kedekatannya dengan pemimpin dikarenakan ide dan gagasan briliyannya yang dianggap pemimpin bisa membantu mengeskalasi kemajuan sebuah daerah.

Dibalik keorisinal ide dan gagasannya, lelaki itu adalah manusia yang lemah. Kehangatannya makin memburam saat di rumah. Kehangatan hidupnya seolah tumbuh saat bisa berbincang dengan wanita muda nan ramah tamah.

Kecocokan dalam cara pandang dan berpikir membuat keduanya makin akrab. Keduanya seolah saling melengkapi. Bak sendok dan garpu. Dan wanita muda itu pun merasa amat cocok dengan lelaki itu. 

Apalagi kemurahan hati lelaki itu kadang diluar batas normal yang belum pernah didapati wanita muda itu selama hidupnya dari lelaki yang pernah dikenalnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun