" Nggak. Biayanya cukup,Pak," jelas petugas loket dengan senyum.
***
Berita tentang lelaki tua itu mengirim surat kepada Pak Presiden akhirnya tercium di masyarakat Desa. Ada yang mencibir. Ada yang bangga. bahkan ada yang mempertanyakan eksistensi lelaki itu mengirim surat untuk Pak Presiden.
" Apa sih maksud Mbah Jokowi mengirim surat kepada Presiden? Apa beliau mau minta bantuan dana," tanya seorang warga.
" Aku nggak ngerti. Paling juga hanya minta bantuan dana," jawab warga yang lain.
" Harusnya kita kepada Mbah Jokowi. Orang tua seumuran beliau masih mau berkirim surat untuk Pak Presiden. Kita yang masih muda-muda ini malah cuek terhadap Desa kita," ungkap warga lainnya. mendengar penjelasan warga itu, para warga yang berkumpul hanya terdiam. Desis angin yang sepoi menghampiri mareka. Sungguh nikmat kesepoian angin di pantai ini.
***
Sore itu senja mulai beranjak ke peraduannya. Langit  mulai berarak. Cahaya rembulan mulai terlihat genit. lelaki itu pun sgera meninggalkan perahunya yang tertambat di bibir pantai. Pasir putihnya sungguh menawan. Kecipak air laut terdengar bak harmoni musik mozart.
Dari kejauhan tampak seorang lelaki berpakaian dinas bergegas menuju ke arahnya. Dia tampak melambai-lambaikan tangan seakan-akan memberi kode. jalannya tampak bergegas.
" Ada apa ya Pak Sekdes. Kok sepertinya ada sesuatu yang penting," tanya lelaki tua itu.
" Sangat penting sekali Mbah. Ini perintah dari Pak camat. Makanya saya tergesa-gesa datang kesini mau menyampaikan sesuatu," jawab pak Sekdes dengan nafas yang tersengal-sengal seperti nafas koruptor yang dikejar-kejar petugas KPK.