Penerima amanah dari Kepala daerah ini seolah-olah hanya bangga dengan jabatannya tanpa mampu memperlakukan jabatan dengan konseptual dan aksi nyata dan memartabatkan jabatan itu. Pemenerima amanah jabatan dari kepala daerah hanya menjadikan jabatan sebagai kataliator martabat dirinya tanpa mampu memartabatkan jabatan itu sendiri untuk kepentingan daerah dan rakyat.
Ketika Ibu Wiendu Nuryanti masih sebagai Wakil Menteri Bidang Kebudayaan, bagaimana tawaran tentang SDN 15 Puput yang sering banjir diabaikan Dinas Pendidikan Bangka Selatan. Padahal Wamenbud meminta proposal untuk membantu SDN 15 itu dengan anggaran dari APBN. Penulis makin memahami ternyata para petinggi Dinas pendidikan tak memiliki link ke Departemen.
Pada sisi lain kontrol yang kurang kuat dan lemah dari DPRD membuat Pemda Bangka Selatan seakan-akan tak memiliki pengawasan dalam menjalankan roda pemerintahan. Kalau kontrol dan pengawasan dari lembaga legislatif ini kuat maka perjalanan daerah akan menjadi baik.
Yang sungguh membuat kita terbelalak adalah PAD daerah yang dari tahun ketahun tak menampak eskalasi yang baik dan tinggi. Padahal saat daerah ini hendak dilahirkan sumber daya alam yang melimpah yang diprediksi akan menjadi sumber pendanaan daerah adalah penyebab daerah ini dianggap sangat layak dijadikan daerah otonom.
Dengan laut yang luas yang membentang dari Sebagin hingga Pulau Lepar dengan kandungan kekayaan alam yang melimpah ditambah dengan sumber pertanian, perkebunan dan pertambangan harusnya daerah ini bukan hanya memiliki APBD sekitar 700 M namun telah meraup hingga 1 trilyun.
!2 tahun sebagai daerah otonom bukanlah usia baru melangkah. Bila dikomparasikan dengan usia institusi KPK yang baru berusia 11 tahun dengan segudang prestasi, mestinya ini semua menjadi bahan kontemplasi bagi semua pihak yang memimpin daerah ini. Bagiamana pun juga warisan pemimpin daerah akan menjadi kenangan bagi warganya hingga negera ini tutup.
Kalau kita sebagai pemimpin daerah dan penerima amanah tak mampu memberikan prestasi yang akan menjadi warisan untuk anak cucu, lantas apa yang harus kita banggakan ketika kita tak lagi memimpin negeri ini? Salam Junjung Besaoh...(Rusmin)